
didampingi sejumlah ormas Islam lainnya. Katanya, kontes waria di Kota Bogor sudah ditolak di Karawang dan Tangerang, karena dianggap tidak membawa manfaat bagi masyarakat. “Bila acara itu tetap berlangsung, akan menodai semangat ulama dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Bukan hanya agama Islam, tapi seluruh agama di dunia,” imbuh Zainal. Dia minta Polresta Bogor mengkaji kembali izin tersebut, jangan sampai timbul polemik, sehingga menyebabkan masyarakat berbuat anarkis.
Reaksi serupa juga dilontarkan BKPRMI Kota Bogor. Husein, sekretaris BKPRMI, mengatakan, hingga kini belum ada peraturan yang mengakui waria sebagai gender. “Kami tidak menolak kodrat mereka, tapi jangan umbar acaranya di tempat umum’’ jelasnya.
Bila pemkot memaksakan kehendak, ratusan massa dipastikan akan memenuhi GOR Pajajaran untuk menolak kontes tersebut. “Hari ini kami layangkan surat keberatan ke Polresta Bogor,” pungkasnya.
Panitia kontes waria yang sejak Rabu mempersiapkan segala sesuatunya di GOR Padjajaran gagal ditemui. “Sejak pagi, tak satu pun panitia yang datang setelah tahu sejumlah perwakilan Ormas Islam akan datang memprotes kontes waria,” ujar petugas kebersihan GOR Padjajaran