Showing posts with label telinga. Show all posts
Showing posts with label telinga. Show all posts

Cara Membersihkan Telinga, Mata, dan Hidung Bayi

Cara Membersihkan Telinga, Mata, dan Hidung Bayi, Organ-organ di sekitar bagian wajah bayi harus dibersihkan untuk menjaga kesehatannya. Namun bagian-bagian tersebut butuh perhatian khusus karena kulit bayi masih sangat tipis dan rentan. Berikut tips-tips dari Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 bulan dari dr. Suririnah.

Cara Membersihkan Mata
Saat akan membersihkan bayi, penting untuk memastikan bahwa tangan Anda berada dalam keadaan bersih. Gunakanlah kapas bulat lembut yang dicelupkan ke dalam air matang hangat, peras, lalu usap perlahan mata bayi yang tertutup dengan kapas tersebut. Dimulai dari bagian pinggir mata yang dekat dengan batang hidung ke arah pinggir mata terluar. Jangan menggunakan kapas yang sama berulang-ulang. Ganti kapas setiap usapan untuk mencegah penyebaran kuman. Keringkan mata dengan tisu atau kain lembut.

Cara Membersihkan Hidung

Bersihkan kotoran pada hidung bayi ketika mulai terlihat ada kotoran dari luar. Gunakan kapas bertangkai (cotton bud) yang sudah dibasahi dengan air matang hangat, lalu angkat perlahan kotoran tersebut.

Cara Membersihkan Telinga

Cukup bersihkan bagian belakang, luar, dan sekitar daun telinga bayi secara hati-hati dengan kapas bertangkai yang sudah dibasahi air hangat matang, atau waslap dengan air hangat, lalu keringkan.

Hindari membersihkan bagian dalam telinga bayi karena dapat mengakibatkan serumen (cairan lilin telinga) yang bercampur debu atau kotoran terdorong masuk ke telinga bagian dalam ke sekitar gendang telinga. Jika terjadi berulang kali, maka kotoran-kotoran bisa berkumpul dan mengeras, sehingga menghalangi gendang telinga untuk menangkap getaran suara dari luar. Cairan lilin telinga, atau serumen merupakan bagian dari sistem telinga untuk mempertahankan diri dari masuknya kotoran dan debu untuk melindungi gendang telinga bayi.

Cara Mengatasi Telinga Berdengung

Cara Mengatasi Telinga Berdengung, Banyak orang yang mengeluh telinganya berdengung (nada rendah) atau berdenging (nada tinggi). Keluhan ini dapat terjadi pada satu telinga saja maupun pada kedua telinga. Dapat bersifat sangat ringan sampai sangat berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tinnitus bukanlah suatu penyakit namun merupakan gejala dari suatu penyakit yang menimbulkan tinnitus.

Pada dasarnya telinga berdengung (tinnitus) adalah gangguan pendengaran yang ditandai dengan keluhan perasaan mendengar bunyi di dalam telinga atau di dalam kepala yang tidak dihasilkan oleh sumber dari luar. Tinnitus berasal dari kata “tinnire” yang artinya “membunyikan”

Tinitus pada pasien lanjut usia biasanya disebabkan oleh kerusakan pada saraf-saraf pendengaran/ Sedangkan pada pasien muda dapat disebabkan oleh seringnya mendengar suara keras , seperti music dengan volume suara yang memekakkan telinga.

Penyebab tinnitus yang paling sederhana adalah menempelnya kotoran telinga (serumen) di gendang telinga. Biasanya hal ini disebabkan karena kebiasaan mengorek kotoran telinga dengan cotton bud. Namun hasilnya kotoran keluar sangat sedikit sebaliknya sisa kotoran yang ada terdorong ke gendang telinga. Untuk mengatasi hal ini, disarankan untuk jangan mengorek telinga sendiri. Lebih baik datang kepada dokter di bidang THT secara rutin 6 bulan atau setahun sekali untuk membersihkan telinga.

Disamping itu tinnitus juga dapat merupakan gejala dari Penyakit Meniere’s yang memiliki trias gejala yaitu : Tinitus dengan nada rendah atau tinggi, tuli saraf serta vertigo yang berfluktuasi. Penyakit lain yang terkait dengan tinnitus adalah Otosklerosis , Infeksi dan peradangan pada telinga , tumor jinak pada saraf pendengaran, tumor Glomus Jugulare , keracunan obat, tuli saraf, kelainan pada tuba eustachius, hipertensi, anemia, gangguan endokrin, penyakit autoimun seperti penyakit Lupus eritematous, cedera kepala.

Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghindari timbulnya tinnitus ataupun mengurangi gejala tinnitus. Semoga berguna bagi anda!

* Hindari suara keras & suasana berisik.
* Ukur tekanan darah secara rutin
* Kurangi asupan garam
* Hindari hal-hal yang menstimulasi tinitus
* Hindari obat-obat yang menimbulkan tinitus
* Olahraga teratur
* Istirahat cukup
* Abaikan bunyi-bunyi yang timbul
* Hindari stres

Terapi Dengan mendengar Musik
Para peneliti asal Westphalian Wilhelms University, Jerman berhasil mengurangi kebisingan suara pada penderita Tinnitius dengan menggunakan terapi musik yang didesain khusus. Cara ini terhitung mudah dan murah ketimbang terapi yang telah dijalankan sebelumnya.

Hasil positif tersebut diperoleh setelah Peneliti melakukan kajian terhadap partisipan dengan menggunakan musik favorit peserta yang dicocokkan dan dimodifikasi dengan frekuensi suara di telinga. Usai satu tahun mendengarkan musik yang telah dimodifikasi itu, para sukarelawan mengalami penurunan suara bising pada telinga penderita Tinnitus. Riset sendiri melibatkan 39 pasien. Mereka semua adalah penderita Tinnitus selama 5 tahun dan tidak punya masalah pendengaran lain.

Sukarelawan ini dibagi ke dalam tiga kelompok. masing-masing kelompok diberikan terapi musik yang sudah dimodifikasi, dan terapi musik dengan versi tiruan serta kelompok dengan perawatan biasa.Sukarelawan yang mendengarkan musik rata-rata 12 jam per minggu hingga akhir penelitian diperoleh hasil, mereka mengalami penurunan kebisingan suara yang signifikan dibanding mereka yang mendengarkan musik tiruan.

Ketua Tim riset Dr Christo Pantev asal Westphalian Wilhelms University di Munster mengatakan pendekatan yang ditargetkan khusus pada bagian otak memberikan respons terhadap Tinnitus."Pendekatan musik seperti ini sangat menyenangkan, berbiaya rendah yang mampu mengurangi gejala Tinnitus," katanya seperti dilansir dari BBC, Selasa (29/12).

Perlu diketahui, dalam tulisan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, yang diterbitkan baru-baru ini, peneliti mengakui penyebab Tinnitus masih belum diketahui pasti, tetapi diduga karena bagian otak yang memproses suara terganggu.

Sebab itu, penyebab pasti Tinnitus ini terus dikaji. Namun dugaan sementara yang disimpulkan peneliti menyebutkan penyebab utama Tinnitus antara lain pertambahan usia yang mengurangi kemampuan pendengaran, trauma di telinga akibat terlalu sering mendengar suara yang keras, efek samping penggunaan obat hingga gangguan rahang.

Diperkirakan 1-3 persen populasi di dunia mengalami gejala telinga berisik yang berimbas pada penurunan kualitas hidup bagi penderitanya. Terkadang penderita mengira suara bising dan berdengung berasal dari luar padahal suara tersebut dari dalam telinganya