1744 - Prancis dan Spanyol mengalahkan Kerajaan Sardinia.
1895 - Madagaskar menjadi wilayah protektorat Prancis.
1965 - Gerakan 30 September (G30S PKI): Letkol Untung memimpin pasukan Cakrabirawa menculik dan membunuh enam jenderal dan perwira menengah TNI-AD serta seorang prajurit Polri, lalu membuangnya ke Lubang Buaya.
Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965, di mana enam pejabat tinggi militer beserta beberapa orang lainnya dibunuh sebagai usaha kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
PKI merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.
Pada bulan Juli 1959, parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden--sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. PKI menyambut "demokrasi terpimpin" Sukarno dengan hangat. PKI juga beranggapan mempunyai mandat untuk persekutuan konsepsi, yaitu antara nasionalis, agama, dan komunis yang dinamakan Nasakom.
Pada 30 September 1965, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang dipimpin Letkol Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat, saat itu Mayjen Soeharto, kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.
Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut, adalah Letjen TNI Ahmad Yani (menteri/panglima angkatan darat/kepala staf komando operasi tertinggi), Mayjen TNI Raden Suprapto (deputi II menteri/panglima AD bidang Administrasi), Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (deputi III menteri/panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan), Mayjen TNI Siswondo Parman (asisten I menteri/panglima AD bidang Intelijen), Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (asisten IV menteri/panglima AD bidang Logistik), Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (inspektur kehakiman/oditur jenderal angkatan darat).
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution, yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Selain itu, beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban: Bripka Karel Satsuit Tubun (pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena), Kolonel Katamso Darmokusumo (komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta), Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (kepala staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta, yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.
1966 - Seretse Khama menjadi presiden pertama Botswana setelah wilayah protektorat Bechuanaland meraih kemerdekaan dari Inggris.
1991 - Presiden Haiti Jean-Bertrand Aristide dikudeta dan digantikan oleh Jenderal Raoul Codras.
2005 - Surat kabar Denmark Jyllands-Posten memuat karikatur Nabi Muhammad yang mengundang reaksi keras dari umat muslim seluruh dunia.