Kakek Menyodomi Cucunya Sang Nenek dan ibu membantu aksi Kakek, Kasus ini pertama kali diungkap oleh Yus (53), ayah Aal (4), bocah yang diduga menjadi korban sodomi. Kepada polisi, Yus menuturkan jika Ar (55) adalah pelakunya. Ar ini merupakan ayah kandung istri Yus, yaitu RF (25). Tak cuma itu, yang membuat kepala jadi geleng-geleng, istri Ar—sebut saja Ros (52) juga terlibat.
Bahkan RF juga ikut membantu dan turut serta dalam “pesta seks” itu. “Anak saya bilang, lubang pantatnya ditusuk oleh opanya (Ar),” jelas Yus, saat menuturkan peristiwa yang menimpa anaknya. Penjelasan ini juga disebut Yus, saat menjalani pemeriksaan anggota penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Balikpapan.
Meski mengaku tak melihat kejadian yang berlangsung di rumahnya, kawasan Perumahan Bumi Rengganis Blok C RT 95, Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan, Yus, yang juga pensiunan polisi dengan pangkat terakhir Ajun Komisaris Polisi (AKP) itu , yakin buah hatinya tak bohong. “Awalnya dia memang tidak mengaku, tapi akhirnya Aal ceritakan semuanya,” tegas Yus, sambil menunjukkan foto yang diambilnya, ketika memeriksa lubang anus anaknya.
Yus mengaku selama ini anaknya memang kerap mengeluh sakit. Di perut, badan, dan bahkan kerap disertai demam. Dia mengaku tak pernah mengira, jika sakit yang dirasakan anaknya itu, diduga akibat kekerasan seksual yang dilakukan kakek angkatnya.
Menerima laporan ini, polisi memang bertindak cepat. Pemeriksaan terhadap orang yang disebut sebagai pelaku juga dilakukan. Terutama RF, ibu korban yang disebut turut membantu dan membiarkan anaknya disodomi dan dicabuli. “Sampai sekarang, pemeriksaan masih terus kita lakukan.
Kasus ini memang akan kita dalami, dan selidiki secara intensif. Jelas, kita harus mendengar pengakuan dari semua pihak. Tidak bisa hanya sepihak saja. Sementara ini, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap ibu korban, dia membantah,” tegas Kapolresta Balikpapan AKBP A Rafik, ketika dikonfirmasi Kaltim Post, terkait perkembangan penyelidikan atas kasus ini.
Polisi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap Ar dan Ros, kakek dan nenek angkat Aal, yang disebut sebagai pelaku utama. “Kita juga akan melakukan kroscek, dengan laporan ayah korban, dengan terlapor. Yang jelas, kita juga tak bisa gegabah,” ungkap Rafik. Yus yakin, perbuatan sodomi yang menimpa anaknya, sudah terjadi beberapa kali.
Bukan hanya 2 kali, seperti yang diketahuinya. Dugaan ini juga yang akan diungkap polisi, termasuk motif kekerasan seksual tersebut, jika memang laporan sodomi dan pencabulan itu terbukti. Lantas apakah keterangan yang didasarkan pada pengakuan korban yang masih balita itu bisa jadi acuan, polisi juga jelas tak akan diam.
Pemeriksaan harusnya melibatkan berbagai pihak yang kompeten terhadap masalah ini. “Jelas itu akan kita lakukan. Ini juga ada aturannya, bahwa dalam melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak, harus ada pendampingan. Ini untuk memastikan, tidak ada tekanan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemeriksaan,” tegas Kapolres lagi.
Sambil menunggu proses penyelidikan rampung, terlepas terbukti atau tidaknya tindak kekerasan seksual tersebut, warga tetap harus memetik pelajaran. “Salahsatunya adalah harus care dengan buah hati.
Jangan sampai orangtua tak mengerti kondisi anaknya sendiri. Menjaga dan melindungi anak dari berbagai kejahatan, memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan,” tegas Rafik.