AKIBAT BILA OKNUM POLISI NGOBYEK, Akibat gaji sebagai bayangkara negara tidak cukup, boleh-boleh saja polisi ngobyek. Tapi ngobyeknya Brigadir Pamuji, 40, ini lain. Katanya ngobyek usaha gilingan padi, ternyata bini rekanan kerjasama ikut “digiling” juga di atas ranjang. Pertama gagal, yang kedua sukses besar!
Tak bisa dipungkiri, gaji pegawai negeri dan TNI belum menjanjikan. Jika pintar mengaturnya, baru cukup untuk sekedar biaya hidup. Maka ada yang bilang, jika mau kaya jadilah pengusaha atau pedagang. Tapi bagaimana bila seorang PNS dan TNI bisa kaya raya? Itu pasti karena punya usaha sampingan, atau ditempatkan di pos basah. Maksudnya, bagian yang mendatangkan hasil tambahan, bukan basah dalam arti dekat kamar mandi!
Ini disadari benar oleh seorang anggota polisi di Polsek Gadingrejo. Agar punya penghasilan lebih, Brigadir Pamuji coba-coba menjalin kerjasama dengan seorang tokokh masyarakat, usaha penggilingan padi atau huller orang biasa menyebut. Berapa prosentase modal usaha itu, tak jelas. Yang pasti sejak punya penggilingan padi di Desa Mataram III Kecamatan Gadingrejo, dia sering sekali berkunjung ke desa itu. Ya mengontrol usaha hullernya, yang “mengontrol” Ny. Harsiti, 36, yang lumayan cantik itu.
Kok sampai mengontrol wanita segala sih, memangnya Ny. Harsiti itu siapa? Itu dia masalahnya. Wanita tersebut adalah istri Basuki, 45, rekanan kerjasama Brigadir Pamuji dalam usaha penggilingan padi. Karena Basuki sendiri orang sibuk sebagai tokoh masyarakat dan agama, usaha gilingannya yang mengelola istrinya, si Harsitu yang memang cantik itu tadi.
Akibat seringkali Pamudi ketemu Harsiti, keduanya menjadi akrab sekali. Mereka suka bercanda ria, termasuk menyinggung wilayah dalam kamar suami istri. Ternyata bini Basuki ini selalu merespon canda-canda menjurus pak polisi ini. Lama-lama Brigadir Pamuji jadi makin berani. Tak hanya bercanda, tapi sudah berani main colak-colek Ny. Harsiti yang putih dan berbetis mbunting padi itu. Ternyata colekan-colekan tendensius itu tak membuatnya si wanita marah.
Hawa nafsu yang telah menguasai sanubari oknum polisi, membuatnya dia nekad. Pas di rumah Basuki begitu sepi, dia nekad hendak menodai Ny. Harsiti. Tapi usaha itu gagal. Tak tahu apa yang jadi penyebabnya. Mungkin anak-anak Harsiti keburu pulang, atau nyaris ketahuan langsung oleh yang empunya istri. Yang pasti, kepala oknum polisi ini jadi kemut-kemut nggak keruan. Bayangkan, sudah hampir finish kok tiba-tiba bannya gembos.
Selang dua minggu kemudian aksi tersebut diulang lagi, dengan lokasinya di ruang tamu. Dan kali ini sukses besar. Ibarat orang main bola, oknum polisi ini berhasil menggiring bola dan memasukkan ke gawang lawan lewat tendangan 12 pas. Cuma sial rupanya, skandal oknum polisi – Ny. Harsiti ini tercium pihak ketiga. Munculah kasus ini ke permukaan, bahkan Basuki kemudian mengadukan perkara ini ke Polda Lampung, termasuk juga ke koran setempat.
Atas pertanyaan pak polisi, Ny. Harsiti kembali mengakui bahwa dua kali Brigadir Pamuji berusaha menyetubuhi. Yang pertama gagal, tapi yang kedua berhasil. Celakanya, pihak Pamuji membantah segala keterangan istri Basuki. Katanya, mana mungkin dia berbuat seperti itu, karena dia sangat hormat pada Pak Basuki yang pamong desa dan pengurus pengajian. “Ya kalau sekadar bercanda-canda, biasalah. Namanya saya lelali normal….,” kata Brigadir Pamudji. sumber