Aksara-aksara yang beredar di Indonesia atau Nusantara pada jaman dulu merupakan aksara yang digunakan sebelum kedatangan aksara Arab atau Latin. Penggunaan aksara-aksara itu mungkin sudah digunakan awal abad 4 sesuai dengan prasasti-prasasti kerajaan jaman dulu.
Aksara-aksara di Nusantara merupakan turunan dari aksara Palawa yang berkembang di India bagian selatan, dan merupakan turunan dari aksara Brahmi yang merupakan cikal bakal semua aksara di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti di Indonesia, Malaysia, Brunai, Thailand dll.
Bukti tertua mengenai keberadaan aksara Nusantara adalah berupa prasasti berupa tujuh buah yupa ( tiang batu untuk mengikatkan tali ) yang berisi tulisan prasasti mengenai upacara Waprakeswara yang diadakan oleh Mullawarman, raja kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Tulisan pada yupa tersebut memakai aksara Palawa dan Bahasa Sangsekerta, dan berdasarkan bentuk hurup Palawa pada yupa tersebut, para ahli sejarah berkesimpulan bahwa yupa tersebut dibuat pada abad 4.
Aksara tersebut merupakan warisan budaya Nusantara yang sekarang ini nyaris punah karena memang tidak digunakan lagi.
Dari urutannya, Aksara Nusantara terbagi dalam beberapa bagian :
Zaman Klasik :
* Aksara Palawa
* Aksara Siddamatrka
* Aksara Kawi ( Aksara Jawi Kuna )
Zaman Pertengahan :
* Aksara Buda
* Aksara Sunda Kuna
* Proto - Sumatera
Zaman Kolonial :
* Aksara Batak ( Surat Batak )
* Aksara Rencong ( Aksara Kerinci )
* Aksara Lampung ( Had Lampung )
* Aksara Jawa ( Aksara Jawa Baru / Hanacaraka )
* Aksara Bali
* Aksara Lontara ( Aksara Bugis - Makassar )
* Aksara Baybayin
* Aksara Buhid
* Aksara Hanuno'o
* Aksara Tagbanwa
Zaman Modern :
* Aksara Sunda Baku
Dalam perjalanannya, Aksara Nusantara mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan perkembangan budaya, zaman dan juga masyarakat penggunanya. Beberapa contoh variasi perubahan Aksara Nusantara sebagai berikut :
- Variasi Aksara Kawi ( Aksara Jawa Kuna ) :
* Aksara Kayuwangi : Aksara ini merupakan Aksara Kawi yang ditulis dengan bentuk bundar miring. Disebut Aksara Kayuwangi, karena aksara ini banyak ditemukan di prasasti-prasasti dari sebelum hingga sesudah masa pemerintahan Rakai Kayuwangi, Raja Mataram ( 855 - 885 ), oleh para ahli epigrafi Indonesia, aksara Kayuwangi dinilai sebagai jenis Aksara Kawi yang paling indah.
* Aksara Kuadrat : merupakan Aksara Kawi yang ditulis dengan bentuk huruf menyerupai kotak atau bujursangkar. Variasi ini banyak dijumpai jaman Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari.
* Aksara Majapahit : merupakan aksara Kawi yang tiap hurupnya ditulis dengan banyak hiasan yang kadang membuat para ahli kesulitan membacanya. Seperti namanya. Aksara ini banyak dijumpau pada jaman Kerajaan Majapahit.
- Variasi Aksara Batak :
* Aksara Batak : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Toba
* Aksara Karo : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Karo
* Aksara Dairi : Akasara Batak untuk menuliskan Bahasa Dairi
* Aksara Simalungun : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Simalungun
* Aksara Mandailing : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Mandailing.
- Variasi Aksara Jawa :
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa Baru
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa Kuna
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa dengan dialek Banten
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa dengan dialek Cirebon
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Sunda / Aksara Sunda Cacarakan
- Variasi Aksara Bali :
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Bali Baru
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Bali Kuna
* Aksara untuk menuliskan Bahasa Sasak
- Variasi Bahasa Lontara : terdiri dari Aksara Bugis yang digunakan unatuk menuliskan Bahasa Bugis dan Aksara Makassar yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Makassar.
Dan kekayaan budaya Nusantara khususnya Aksara Nusantara diyakini tidak hanya itu, masih ratusan atau ribuan lagi Aksara dan Bahasa Nusantara yang saat ini masih digunakan oleh penduduk Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Makalah Analisa Perkembangan Aksara daerah
Makalah strategi pengembangan Aksara aksara nusantara
Dampak perkembangan Aksara daerah di zaman Moder