
Namun, bayi tidak dapat mencocokkan antara jenis suara lain, seperti tertawa, dan foto wajah manusia. Menurut para peneliti dari New York University dan McGill University di Montreal, Kanada, bayi tersebut masih menyesuaikan diri dengan beberapa sifat fungsional suara.
Dalam penelitian lainnya, ucapan manusia, suara monyet, dan suara bebek diberikan kepada bayi seraya ditunjukkannya wajah manusia dan itik. Hasilnya, para bayi tidak melihat foto bebek lebih lama ketika mereka mendengar suara bebek. Sehingga bisa disimpulkan, bayi tidak dapat mencocokkan wajah itik dengan suaranya.
Seperti dirilis NYU, para peneliti juga berkesimpulan, harapan bayi mengenai sumber vokalisasi tampaknya tidak didasarkan pada hubungan sederhana antara wajah, suara, dan memberikan mereka pengalaman yang lebih khusus. Namun, kemampuan itu dapat membantu bayi mengenali mereka secara spesifik. Bahkan ketika berada di luar pandangan mereka. Sehingga memungkinkan mereka untuk mengenali manusia dari bunyi suaranya yang berhubungan dengan perolehan bahasa.