Kisah Mobil L-300 Pengangkut 10 Tersangka Teroris

Kisah Mobil L-300 Pengangkut 10 Tersangka Teroris, “JAM segini baru datang. Tadi ada sewa sepuluh orang, tetapi sudah ke mobil lain.” Begitulah lebih kurang terjemahan kalimat dalam bahasa Aceh yang diucapkan petugas loket pembantu Lambaro, Aceh Besar kepada seorang sopir angkutan umum L-300 yang berhenti di loket itu.

“Kakeuh, hana raseuki kee (Sudahlah, nggak rezeki aku),” jawab sang sopir yang mengaku terlambat 10 menit sampai di loket Lambaro, pinggiran jalan nasional Banda Aceh-Medan. Sopir yang minta namanya tidak ditulis itu mengaku tidak terlalu berpikiran, apalagi menurut petugas loket, penumpang (sewa) yang sepuluh orang tersebut juga diangkut oleh mobil temannya.

Dengan sabar, dia memarkirkan mobilnya di depan loket untuk menunggu penumpang yang lain. Waktu itu jarum jam sekitar pukul 09.15 WIB. Sambil duduk-duduk di dekat loket, dia sempat melihat mobil sang teman, L-300 BK 1116 GU (pelat hitam) ke luar dari arah Blang Bintang berbelok di bundaran Lambaro dan selanjutnya menghilang.

“Tak terlihat lagi sama saya apakah mobil lewat Keutapang atau lewat Simpang Surabaya. Menurut yang saya dengar, sewa 10 orang itu tujuan ke Calang. Mungkin sewa itu menunggu di dekat-dekat Lambaro (arah Blang Bintang),” ujarnya.

Meski mengaku tak tahu jalur mana yang dilewati L-300 BK 1116 GU itu, tetapi sumber-sumber lain dari kalangan awak angkutan menyebutkan mobil yang sudah penuh sewa itu melewati jalur Lambaro-Keutapang untuk menuju arah barat. Sedangkan sopir yang terlambat itu, tetap bertahan di Lambaro sambil menunggu rezeki. Namun setelah lebih kurang 20 menit menunggu, tak ada juga penumpang yang bisa diangkut.

Dalam kegalauan, tiba-tiba dia kaget karena banyak polisi yang datang dan langsung menggelar razia di dekat loket pembantu itu. “Saya juga melihat banyak wartawan. Tanpa peduli sewa lagi, saya langsung berangkat ke arah Medan. Harapan saya bisa dapat sewa di jalan,” ujar sopir yang rutin melayani angkutan penumpang umum Banda Aceh-Medan serta ke jalur pantai barat Aceh.

Belum lagi satu jam melaju, lagi-lagi dia dikagetkan dengan berita baku tembak antara polisi dengan penumpang L-300 tujuan Calang. Terungkapnya berita itu kepadanya ketika wartawan Serambi Indonesia berusaha mencari informasi apakah dia tahu tentang mobil penumpang jenis L-300 BK 1116 GU dan dari perusahaan mana mobil tersebut.

“Memangnya kenapa? Itu mobil kawan saya. Nggak salah lagi. Merekalah yang membawa sewa dari Lambaro ke Calang. Mereka nggak apa-apa kan?” kata sang sopir menyiratkan kesedihan atas musibah yang dialami rekan seprofesinya.

Di satu sisi, sopir tersebut mengaku sedih atas musibah yang dialami oleh sang rekan yang tanpa sadar membawa penumpang ternyata orang-orang bermasalah yang menjadi target aparat keamanan. Namun di sisi lain dia bersyukur karena luput dari musibah itu.

“Mungkin kalau duluan saya yang sampai, bisa jadi sayalah yang membawa penumpang bermasalah itu,” ujar sang sopir yang mengaku perjalanannya kemarin hanya mendapat dua sewa tujuan Lhokseumawe. “Ternyata itulah rezeki saya,” katanya lirih. Entah karena prihatin atas musibah yang menimpa sang teman atau disebabkan minimnya penumpang yang bisa diangkut.(nas)