Rancangan SBY Dalam Pembangunan Indonesia Lima Tahun ke Depan

Rancangan SBY Dalam Pembangunan Indonesia Lima Tahun ke Depan; Rapat Menteri dan seluruh Gubernur yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) difokuskan pada sepuluh program utama pembangunan ekonomi yang bertumpu pada stabilitas politik, jaminan keamanan, dan kepastian hukum.

Saat memberikan 10 direktif atau arahan pembangunan Indonesia pada lima tahun ke depan, SBY menekankan pula pancapaian target angka pada lima hal, yakni pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan, pengurangan pengangguran, peningkatan pendapatan perkapita, dan penurunan inflasi.

“Kita optimistis mencapai peningkatan ekonomi sebesar tujuh persen, hingga 2014 dengan asumsi apabila tidak terjadi krisis ekonomi global, dan peningkatan ini harus merata di hampir semua provinsi. Ini harus diupayakan pemerintah setempat,” kata SBY, di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Gianyar, Bali, Senin (19/4/2010).

Dikatakan dia, guna mencapai peningkatan ekonomi tersebut, pertama, harus dilakukan divestasi atau pencarian negara tujuan ekspor baru, guna menunjang peningkatan nilai ekpsor. Peningkatan perekonomian, juga harus ditunjang dengan sumber daya manusia dan peningkatkan investasi teknologi.

Lebih lanjut, SBY memaparkan adanya upaya pengurangan angka penangguran lima hingga enam persen sampai pada 2014. “Angka pengurangan pengangguran ini bisa dilakukan dengan revitalisasi UKM dan mendorong masuknya investasi,” tambahnya.

Sementara untuk pengurangan angka kemiskinan, pihaknya menargetkan angka delapan sampai 10 persen hingga 2014. “Enam persen pengangguran ini tergolong rendah dibanding dengan negara Amerika dan Eropa ada yang mencapai 10 persen,” tambahnya.

Peningkatan pendapatan per kapita, dari USD4.500-USD5.000. Hal ini ditekankannya agar lebih fokus kepada peningkatan kehidupan nelayan, buruh kecil, dan daerah terisolir. “Jika hal ini tercapai, maka Indonesia menjadi salah satu negara baru yang memiliki pendapatan per kapitanya tinggi di Asia,” tandas SBY.

Menyangkut, stabilitas ekonomi, SBY melihat inflasi harus ditekan serendah mungkin dengan menjaga harga kebutuhan pokok agar tetap stabil dan terjangkau oleh masyarakat kecil. Diharapkan juga tidak terjadi capital flight atau pemindahan modal ke luar negeri. Kalau terjadi capital flight kondisi perekonomian menjadi tidak normal.

Menyangkut pembiayaan keuangan dalam negeri, yang harus ada keseimbangan antara rasio Gross Domestic dan meningkatkan peran perbankan.

Arahan kedelapan SBY, juga mengingatkan pentingnya ketahanan pangan dan air, yakni meningkatkan swasembada beras, karena komoditas pangan sangat strategis dan bisa menjaga stabilitas ekonomi.

Langkah kesembilan, perlunya peningkatan daya saing ekonomi, dengan merealisasikan di 2010 sebagai tahun infrastruktur seperti akses jalan dan pelabuhan guna mendorong pembangunan yang konektinitif atau ketersambungan yang disebut dengan (Fish ICT). Untuk itu harus ada inovasi teknologi besar besaran, untuk menunjang iklim invetasi guna mendorong produktivitas nasional.

SBY menekankan pentingnya keseimbangan antara permintaan (supply) dan penawaran (demand), harus terjaga dengan ketersediaan distribusi pasokan kebutuhan pokok dengan sistem logistik yang baik.

Arahan SBY lainnya tentang mengingatkan pentingnya ketahanan pangan dan air, yakni meningkatkan swasembada beras, karena komoditas pangan sangat setrategis dan bisa menjaga stabilitas ekonomi.

“Saya tidak mau mendengar lagi ke depan, adanya daerah-daerah yang rawan pangan karena ketiadaan distribusi air bersih atau air minum, daerah harus bisa mengatasi masalah ini,” ungkapnya.

Sementara langkah terakhir, perlunya peningkatan daya saing ekonomi, dengan merealisasikan tahaun 2010 sebagai tahun infrastruktur seperti akses jalan dan pelabuhan guna mendorong pembangunan yang konektinitif atau ketersambungan yang disebut dengan (Fish ICT).Oleh karena itu harus ada inovasi teknologi besar besaran, untuk menunjang iklim invetasi guna mendorong produktivitas nasional. Okezone.com