Kontes Gay di Cina

Kontes Gay di Cina, kontes bagi kaum gay pria dihelat di Tiongkok (Cina). Dalam kontes yang dihelat sejak Jumat (15/1) kemarin itu, sebanyak delapan pria peserta kompetisi memamerkan kecakapan dan kelebihan masing-masing, demi gelar Mr Gay Tiongkok. Sang jawara bakal menjadi wakil Negeri Panda dalam kontes Mr Gay World (Dunia) yang digelar bulan Februari depan.

"Jika nanti pemenangnya adalah gay yang maskulin, penyayang dan penuh tanggung jawab, maka pencitraan gay dalam masyarakat akan berubah," ujar Jiang Bo, salah seorang peserta kontes, kepada Agence France-Presse. Pria berusia 29 tahun asal Provinsi Sichuan tersebut mengaku tertarik ikut kontes karena tantangannya. Dalam kontes gay itu, panitia juga menyelipkan underwear show untuk menilai postur para peserta.

Dalam wawancara kemarin, Jiang menegaskan bahwa tidak semua gay lemah-lembut atau feminin. "Ada juga gay yang sikap dan perilakunya macho, sama seperti pria normal yang lain," ungkapnya. Kontes gay tersebut juga dijadikan ajang pengakuan Jiang dan sebagian besar peserta yang lain terhadap masyarakat tentang orientasi seksual mereka.

Selama ini, kaum gay Tiongkok memang lebih memilih untuk menyembunyikan perbedaan mereka. Bukan hanya dari masyarakat, tapi juga dari keluarga. "(Menjadi gay) adalah aib bagi seluruh keluarga. Keluarga saya pasti akan sangat malu karena anak laki-laki mereka ternyata gay," ujar Jiang.

Patrick Bao, mahasiswa S3 University of Sydney yang meneliti kultur gay di Tiongkok, menyambut baik kontes tersebut. "Meski pesertanya sangat sedikit, berita tentang kontes gay ini menyebar luas lewat media dan internet. Dampaknya bagi komunitas gay Tiongkok pun akan signifikan," ujarnya. Selain itu menurutnya, tingkat penerimaan masyarakat juga akan meningkat.

Sejauh ini tercatat ada sekitar 30 juta kaum liyan - gay dan lesbian - di Tiongkok. Dua pertiganya adalah pria. Sampai 1997, perundangan di negara yang dipimpin Presiden Hu Jintao itu masih mengkategorikan homoseksual sebagai suatu bentuk kejahatan. Tapi, mulai 2001 lalu, pemerintah mengkategorikan homoseksual sebagai kelainan mental.

Sejak saat itu, kaum gay dan lesbian di Tiongkok mulai berani tampil dengan identitas mereka yang berbeda itu. Bahkan, Juni 2009 lalu, parade busana gay pertama digelar di Kota Shanghai. Namun, meski sudah diperhitungkan dengan sangat seksama dan diselenggarakan diam-diam, pada menit-menit terakhir, pergelaran itu tetap dibubarkan oleh pemerintah setempat.