Pemenggalan Kepala Untuk Tumbal Upacara Adat Dayak

Pemenggalan Kepala Untuk Tumbal Upacara Adat Dayak, Kabar pemenggalan kepala atau dalam bahasa setempat disebut Ngayau kembali menghebohkan warga Sampit, Kotawaringin Timur, Kalteng. Kali ini, kabar pemenggalan kepala tersebut bukan terkait dengan isu RAS seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu. Tetapi, pemenggalan kepala manusia sebagai bentuk pelengkap dalam tumbal yang digunakan dalam upacara adat dayak, yaitu Tiwah, sebuah prosesi memidahkan tulang leluhur dari kuburan menuju sandung.


Dikabarkan juga bahwa sudah ada tumbal kepala yang telah didapatkan ngayau. Disebutkan mereka beraksi dengan mengguna kendaraan roda empat. Entah dari mana isu ini muncul, sebagian warga Sampit selalu membicarakan orang yang kerap mengincar kepala manusia itu. Mereka khawatir, keluarga mereka yang nantinya akan menjadi korban. Sebab, isu ngayau ini selalu mengincar korban berupa anak-anak, baik berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

Terkiat dengan kabar yang belum ada kejelasan itu, Kapolsek Mentaya Hulu Iptu Tjecep Sumantri dihubungi menegaskan bahwa kabar ngayau masih berupa isu belaka. Belum ditemukan ada korban atau laporan masyarakat yang merasa kehilangan anak-anak atau keluarganya.

Dikatakannya, isu ini bisa saja dihembuskan oleh pelaku kriminal yang akan berbuat kejahatan, terutama di wilayah Kecamatan Mentaya Hulu dan daerah sekitarnya. "Saya malahan tidak dengar tentang kabar ini, semua itu merupakan isu dan hanya untuk menakut-takuti masyarakat. Bisa saja, isu itu disebarkan oleh pelaku kejahatan," tandasnya.

Ditambahkan Tjecep, karena sebagian wilayah hukum Kuala Kuayan yang didominasi perkebunan kelapa sawit, akibat isu ngayau itu telah membuat warga, terlebih penjaga kebun kelapa sawit menjadi ketakutan. "Karena isu tersebut, penjaga kebun menjadi khawatir sehingga mereka takut. Ada kejadian bahwa di kebun telah kehilangan buah kelapa sawit, karena tidak ada penjaganya, karena takut," tukas Kapolsek Mentaya Hulu.

Hal senada juga disampaikan Kapolsek Kota Besi Iptu Reza Marufi, kendati dirinya sempat mendengar kabar isu ngayau, namun hingga saat ini pihaknya belum menerima secara langsung laporan resminya. "Anggota kami di lapangan belum mendapatkan laporannya," terang Reza.