Poto Bugil Megan Fox di iklan Motorolla

Poto Bugil Megan Fox di iklan Motorolla, megan Fox telah menjalani sesi pemotretan kampanye iklan Armani dengan menonjolkan keseksian tubuhnya. Kali ini, bintang "Transformer" itu tampil bugil dalam kampanye iklan Motorola terbaru. Namun, dia harus menuai komentar banyak orang. Apa pasal?

Dalam video klip kampanye iklan untuk Motorola, bintang "Jennifer's Body" ini terbaring dalam sebuah bath tub yang dihiasi busa. Video klip tersebut mulai diputarkan perdana di televisi Amerika Super Bowl pada Minggu (7/2/2010) waktu setempat. Megan menjadi model untuk smart phone Blur terbaru dari Motorola. Demikian seperti okezone nukil dari Femalefirst, Selasa (9/2/2010).

Megan dipilih menjadi model Motorola terbaru. Namun sayang, banyak orang mengomentari kiprahnya tersebut karena dia memiliki kondisi genetik yang disebut brachydactyly, yang berarti ia memiliki bentuk jempol yang tidak normal. Yaitu lebih panjang dan besar dari jempol pada umumnya.

Video klip berdurasi 30 menit itu telah dilihat oleh sekira 90 juta pemirsa televisi dan meskipun penampilan seksi Megan di iklan komersial tersebut, sebagian besar mendiskusikan pada tangannya.

Seorang penulis di blog Smack Selebriti berkata, "Apakah ada orang lain yang menyadarinya? Saya tidak bisa menahan tawa ketika mereka menunjukkan sebuah close-up ponsel Motorola dengan tangan yang tidak jelas milik Megan Fox."

Meskipun ada sepasang tangan pengganti untuk iklan tersebut, namun ahli sebelumnya mengatakan masalah Megan tidak serius.

Ahli bedah tangan terkemuka New York Dr Steven Bendner tahun lalu mengatakan, "Secara harfiah, apa artinya jari pendek. Jempol kuku dalam kondisi seperti ini sering sangat pendek dan lebar. Hal ini biasanya turun-temurun."

"Anda membutuhkannya untuk dapat menyentuh jari-jari lain dan penting untuk mencubit. Dalam kasus Megan Fox, tampak bahwa hanya tulang terakhir dari ibu jari yang berpengaruh dan bahwa hal itu tidak melibatkan sendi. Bagi dia, tampaknya seperti itu hanya kurang ditutupi dengan kosmetik penunjangnya," tandas Dr Steven.