Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kuliah Pakai Lilin

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kuliah Pakai Lilin, Krisis listrik di Sumatera Utara membuat amarah warga semakin tinggi. Segala bentuk protes mulai bermunculan, termasuk dari mahasiswa. Mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), misalnya, terpaksa belajar menggunakan lilin, Selasa (23/2).

Seorang mahasiswa bernama Irwandi (18) mengatakan, aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja PT PLN. ”Kami tak ingin kuliah kami tertinggal akibat energi listrik yang berkurang.


Daripada tertinggal, lebih kami kuliah dengan lilin,” ujarnya. “Jelas terganggu. Bagaimana bisa konsentrasi jika mahasiswa belajar di ruang kuliah pakai penerangan lilin. Kemudian alat bantu belajar juga tidak bisa dipakai,” tambah Erna dengan kesal

Dosen Fakultas Hukum T Riza Zarzeani menyatakan, ketika listrik padam, perkuliahan memang terhambat dan terbengkalai. Tidak jarang dosen membatalkan mata kuliah karena sejumlah materi pelajaran wajib menggunakan alat bantu, terutama di ruang laboratorium.

“Jika pemadaman listrik diinformasikan kepada khalayak ramai, pihak kampus dapat melakukan antisipasi dengan genset. Tidak jarang listrik mati tiba-tiba saat proses belajar beralangsung. Bahkan kami pernah memulangkan mahasiswa karena sama sekali tidak bisa melanjutkan proses pembelajaran,” kata Riza.

Sementara itu Dekan Fakultas Hukum UMSU Farid Wajdi di ruangannya mengatakan, apa yang terjadi jelas telah menghambat investasi dunia pendidikan. “Ini sebuah kerugian besar. PLN sebagai badan yang diberi wewenang masalah listrik harus bertanggung jawab,” pungkasnya.

Di tempat terpisah puluhan mahasiswa mengatasnamakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), berunjukrasa di kantor PT PLN di Jalan Yos Sudarso Medan. Dalam aksinya para mahasiswa ini menyerahkan lampu teplok pada pejabat PLN sebagai simbol dan bentuk protes atas pemadaman yang kian merajalela beberapa waktu belakangan.

Selain membawa lampu teplok, mahasiswa juga membawa poster berisi kecaman terhadap PT PLN. “Kami minta pimpinan PT PLN Wilayah Sumut bertanggungjawab atas kinerja buruk yang telah menyebabkan kerugian masyarakat. Kami minta pejabat PLN mengundurkan diri,” kata koordinator aksi, Juanda Sukma.

Juanda mengatakan, Gubsu harus melakukan desakan terhadap PT PLN Sumut dan serius menangani kasus ersebut sesuai janjinya pada Pemilu Gubernur Sumut pada tahun 2008 lalu.

Aksi damai itu akhirnya diterima Deputi Manajer Komunikasi PT PLN Wilayah I Sumut Raidir Sigalingging. Raidir menyampaikan permintaan maaf atas kerusakan pembangkit GT 12 di Sicanang Belawan Medan yang menyebabkan kekurangan daya listrik.

“Tapi kami terus berusaha memberikan daya listrik yang terbaik. Semoga mesin PLTU GT 12 ini segera selesai diperbaiki,” ujarnya.Usai mendapatkan keterangan ini, KAMMI Sumut memberikan lampu teplok kepada Raidir. Mahasiswa lalu membubarkan diri