
Dalam penertiban yang digelar lebih awal dari biasanya itu, yakni sekitar pukul 20:30 WIB, tampak mengejutkan para PSK yang baru datang dan belum sempat mendapat pelanggan.
Akibatnya beberapa PSK yang masih duduk santai di dalam warung tak bisa berkutik saat petugas datang dan memaksa mereka masuk ke mobil.
Namun, beberapa PSK yang sempat menyadari sedang ada razia langsung lari menghindari petugas sehingga sempat terjadi kejar-kejaran antara PSK dengan petugas. Beberapa diantaranya berhasil lolos masuk ke gang-gang kecil namun ada juga yang berhasil tertangkap.
Kasi PPNS Satpol PP Kota Cirebon, Edi Rochaedi mengatakan penertiban sudah menjadi agenda rutin jajarannya untuk menertibkan Kota Cirebon dari aktivitas mesum yang mencoreng nama baik Kota Cirebon sebagai Kota Wali. "Operasi kali ini merupakan yang kedua kali dalam satu bulan ini. Tujuannya adalah untuk menertibkan Kota Cirebon dari aktivitas bisnis prostitusi," katanya.
Para wanita malam ini, kata Edi untuk sementara didata terlebih dahulu untuk selanjutnya diberi pengarahan oleh petugas dari Dinas Sosial agar tidak melanjutkan pekerjaan yang tidak terpuji tersebut.
"Kami akan terus memantau keberadaan mereka, jika hingga waktu tertentu kami gelar razia dan mendapatkan mereka kembali maka akan kami bawa ke panti rehabilitasi khusus para PSK di Palimanan," katanya.
Sementara itu, Titin (26) salah seorang PSK mengaku menjalankan profesinya tersebut karena terpaksa untuk menghidupi dua anaknya yang masih kecil-kecil.
"Saya sudah pisah dengan suami saya dua tahun lalu. Sekarang saya harus menghidupi dua anak yang masih kecil-kecil, terpaksa saya jalani ini," katanya.