Aktivis Petisi 28 Diseret dan Dipukuli Polisi saat kericuhan Di DPR

Aktivis Petisi 28 Diseret dan Dipukuli Polisi saat kericuhan Di DPR, Seorang demonstran dari aktivis Petisi 28 ditarik dan diseret-seret polisi. Bahkan, demonstran itu sempat dipukul hingga ke depan gerbang DPR.

Pantauan VIVAnews, demonstran bertubuh gempal dan agak separuh baya itu diseret lebih dari tiga polisi hingga menuju depan gerbang utama DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa 2 Maret 2010.

Pria gempal tadi terlihat lehernya dipiting setengah dicekik dan kepalanya juga dipegangi. Demonstran itu diseret dan ditarik ke luar areal lemparan batu massa.

Polisi menganggap pria tadi adalah satu provokator aksi lempar batu ke arah polisi. Sontak saja salah satu aktivis Petisi 28 yang juga pengamat politik Boni Hargens tidak terima melihat tindakan itu.

Melihat rekannya diseret-seret seperti pelaku kriminal, Boni Hargens menghampiri polisi. "Dia itu bukan pelempar batu. Dia itu teman kami dari Petisi 28," ujar Boni kesal.

Boni dan aktivis Petisi 28 lainnya terlibat aksi cek-cok dengan polisi. Boni bersikukuh bahwa rekannya itu bukan provokator. "Polisi itu alasannya bahwa rekan kami ikut memprovokasi aksi lempar batu," kata dia. Pria yang diseret dan ditarik-tarik itu bernama Beator Rohim. "Saya tidak terima karena polisi menyeret-nyeret seperti maling," tegas dia.

Boni dan rekan-rekan lainnya akhirnya memberhentikan mobil taksi. Mereka langsung membawa Beator yang terluka menuju rumah sakit terdekat.