Bank Indonesia mengalami defisit Rp 1,9 triliun

Bank Indonesia diperkirakan mengalami defisit Rp 1,9 triliun pada akhir tahun ini. "Diperkirakan defisit karena anggaran kebijakan, kami tidak bisa bicara terbuka soal itu," ujar Pelaksana Tugas Gubernur BI Darmin Nasution dalam rapat di Komisi Perbankan dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Senin (16/11).

Bank Indonesia Salah satu kebijakan yang mengakibatkan bank sentral mengalami defisit itu adalah penerbitan surat utang berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI). "Itu yang bikin kami keluar biaya banyak. Jangan pikir kami senang melakukan itu, karena kami harus bayar bunga SBI," kata Darmin.

Hal itu terpaksa dilakukan BI untuk menjaga tingkat inflasi. "Kami menjaga agar likuiditas ekonomi tidak terlalu banyak agar inflasi tidak naik," ucapnya.




Hingga akhir Oktober 2009 anggaran operasional Bank Indonesia tercatat Rp 15,8 triliun. Adapun anggaran kebijakan mengalami defisit Rp 15,1 triliun. Sehingga pada akhir Oktober 2009 anggaran masih surplus Rp 650,1 miliar.

Darmin memperkirakan realisasi penerimaan anggaran operasional pada akhir 2009 mencapai Rp 20,7 miliar. Angka ini 12,3 persen lebih tinggi dari perkiraan anggaran BI pada 2009. Anggaran kebijakan diperkirakan defisit Rp 18,3 triliun.

Pada 2010 rencana penerimaan anggaran operasional dianggarkan Rp 20,08 triliun dengan pengeluaran Rp 5,09 triliun. Surplus anggaran operasional diduga Rp 14,9 triliun. "Anggaran kebijakan diperkirakan defisit Rp 37,4 triliun," ujar Darmin. Maka, secara keseluruhan BI akan mengalami defisit Rp 22,4 triliun pada 2010.

sumber :