Daerah Santen Yang Terkenal dengan daya efek sangat cepat dan membahayakan di Medan

Daerah Santen Yang Terkenal dengan daya efek sangat cepat dan membahayakan di Medan, Menyebut nama sebuah daerah di Sumatera Utara (Sumut) yang dikenal punya warisan budaya supranatural. AGAR tak menyudutkan satu daerah saja, spritualis terkenal Omtatok mengurai khasanah ilmu santet yang mengakar di beberapa suku di Sumut. Dia menyebut 7 daerah yang dikenal memiliki tradisi santet dengan daya efek sangat cepat dan membahayakan.

Santet menyeramkan itu ada di daerah Langga Payung (Kabupaten Labuhan Batu), Tanah Karo, Simalungun, Kecamatan Sipispis (Kabupaten Serdang Bedagai), serta Barus, Sorkam dan Pandan (Kabupaten Tapanuli Tengah). Di Simalungun dan Karo, santet lebih popular dengan sebutan busung.

Ini jenis santet yang memasukkan bahan tertentu ke perut seseorang atau sasaran. Bahan yang dimasukkan bukanlah sekecil jarum, peniti atau sejenisnya, tetapi bahan yang relatif berukuran besar. Karena itulah, banyak petani Nenas di Simalungun atau Karo akan membusung pencuri nenas dengan memasukkan buah nenas utuh ke perut pencuri nenas mereka. “Metode santet begini termasuk katagori Ilmu Sibiangsa atau Panganjapan,” terang Omtatok.

Ada juga santet yang memakai media kulit harimau. Inilah santet dalam khasanah ilmu supranatural Simalungun. Caranya, kulit si raja hutan itu digabung dengan beberapa uborampe (syarat, red) lain, seperti tanah kuburan dari pusara yang baru berumur satu hari, kulit musang, tali pengikat senjata tajam, serta buah enau yang berjatuhan dan pucuk kain Pangulu Balang.

Semua bahan itu disatukan, sebagian dimasukkan dalam labu muda, sebagian lagi disatukan dengan kulit Harimau, serta sebagian dipakai untuk bahan taburan. Lalu, manterai semua bahan itu, kemudian disemburkan pada bahan kulit harimau dan labu muda. Ini manteranya.

Omtatok, yang keturunan parbegu, komat-kamit. “Surung maho botara ni pangulu balang nina gurunghu, pangulu balang ni pagar pangorom, amani si porhas manoro, inani si porhas manoro botara porhas manoro, surung porhas manoro dihosah ni musuhu...., surung bunuh ni.....surung ma ho botara pangulu balang nina gurunghu.”

Masyarakat rumpun Batak juga mengenal Aji Turtur. Ini jenis santet yang akibat serangannya, biasanya, si penderita akan merasa seperti Suga (tercucuk-cucuk) pada bagian kaki. Hingga kemudian kakinya maturtur, yaitu kaki terasa pecah, busuk dan meleleh serta berair.

Ada juga Ilmu Gadam. Ini jenis santet berdaya racun sehingga kulit musuh akan seperti orang penderita kusta. Karena itu, di sebuah daerah di Kecamatan Sipispis (Kabupan Serdang Bedagai), dahulu banyak pemudanya mengenal santet jenis ini. Saking banyak yang memiliki, keampuhan santet racun ini (sejenis miang) sering dicoba pada setiap pendatang yang biasanya selalu mampir di kedai-kedai kopi. Hasilnya?

Sasaran akan menggelepar-gelepar. Karena fenomena mistis itu pula, banyak pemilik kedai kopi ‘memagari’ kedainya agar pelanggannya tidak ‘diisengi’ dengan santet berdaya racun itu. Juga agar citra kedainya tidak buruk bagi pelanggan pendatang.