Mutiara Dalam Kotak Berkembang Jadi 47 Butir

Mutiara Dalam Kotak Berkembang Jadi 47 Butir, Mutiara milik seorang warga Kota Solo, Jawa Tengah, Roro Etty Rochmawati, mungkin aneh. Mutiara ini berkembang biak di dalam kotak perhiasan, padahal umumnya mutiara berkembang biak dalam cangkangnya.

"Mutiara biasanya hidup dalam cangkang dan jika sudah dikeluarkan dari cangkang, maka mutiara itu merupakan benda mati. Tapi, mutiara milik saya yang semula dua butir kini menjadi 47 butir," kata Etty di Solo, Kamis (18/3/2010).

Dia dan keluarganya merasakan keanehan pada sepasang mutiara peninggalan neneknya sejak 1980-an itu karena bisa berkembang biak di dalam kotak perhiasan. Kemungkinan, katanya, kejadian atas benda perhiasannya itu sebagai tanda berkah dari Tuhan untuk keluarganya. Ia bersama suaminya, Bambang Wahyu Hartanto, tinggal di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Saat duduk di kelas IV SD di Bali sekitar 1980-an, dia mengaku menerima hadiah sepasang mutiara itu dari ibunya, Minati. Minati menerima warisan itu dari ibunya (nenek Etty), Aminah. Adapun Aminah menerima mutiara itu dari orang Jepang pada zaman penjajahan Jepang di Indonesia.

Ia mengaku menyimpan mutiara itu di sebuah kotak perhiasan hingga dirinya berkeluarga. Namun, katanya, sejak beberapa waktu lalu di mutiara itu tampak muncul benjolan berukuran relatif kecil. Lama-lama, benjolan itu melepaskan diri menjadi butiran mutiara berukuran relatif kecil.

"Induknya terlihat berlubang setelah melepas benjolan itu. Tapi lama-lama lubang itu pulih dan mutiara induk berbentuk bundar seperti semula," katanya.

Bambang juga mengaku merasa heran dengan mutiara itu karena mutiara yang keluar dari cangkang seharusnya menjadi benda mati. Namun, mutiara itu menurutnya kelihatan hidup dan berkembang biak hingga 47 butir dengan cara memisahkan diri dari induknya sejak sekitar lima tahun terakhir.

Ia mengatakan, anak mutiara yang telah memisahkan diri dari induknya kemudian tumbuh menjadi besar dan berkembang biak sendiri. "Begitu seterusnya siklus perkembangannya," katanya.

Menurutnya, mutiara itu berubah warna dari keperakan menjadi merah jambu dan berkilau warna keperakan jika dimasukkan ke dalam air laut. Jika kotak mutiara diberi kacang hijau, maka beberapa waktu kemudian di biji kacang itu terlihat lubang seperti bekas gigitan.

Ia mengaku merawat secara baik mutiara dengan diameter 5-6 milimeter itu. Setiap dua bulan sekali, kotak itu diberi biji kacang hijau, kemudian selama dua minggu sekali direndam di air laut.

"Jika selesai direndam, warnanya silver pink seperti warna sinar bulan purnama," katanya. Beberapa waktu lalu, keanehan mutiara itu pernah ditanyakan kepada seorang ahli di Institut Pertanian Bogor (IPB). Dia tidak menyebutkan nama ahli tersebut.

Ahli ini belum bisa menerangkan keanehan yang terjadi pada mutiara tersebut karena biasanya mutiara yang sudah keluar dari cangkang menjadi benda mati.