Rupiah Terhadang Akibat Aksi Ambil Untung

Rupiah Terhadang Akibat Aksi Ambil Untung ; Aksi ambil untung yang dilakukan para pelaku pasar setelah sebelumnya naik cukup kencang hingga menyentuh level 9.000 per dolar Amerika Serikat, kembali mengganjal penguatan nilai tukar rupiah. para pelaku pasar memanfaatkan penguatan rupiah dengan kembali membeli dolar Amerika.

Pada transaksi di pasar spot antarbank, Selasa (13/4) sore, nilai tukar rupiah ditutup pada level 9.040 per dolar Amerika, atau melemah 20 poin ketimbang posisi sebelumnya. “Sempat terkoreksinya bursa saham, dan adanya pengalihan investasi ke obligasi pemerintah untuk tenor jangka panjang turut memicu pelemahan rupiah,” kata praktisi pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova.

Kesepakatan bantuan antara Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menangulangi krisis utang Yunani, membuat mata uang euro terapresiasi terhadap dolar AS. “Risiko investasi di kawasan Eropa pun ikut turun, dan aliran modal kembali masuk sehingga peguatan mata uang kawasan termasuk rupiah kembali terhambat,” ujarnya.

Isu mengenai pemerintah Cina yang akan merevaluasi mata uang yuan atas desakan Pemerintah Amerika tidak banyak berdampak terhadap rupiah dan mata uang kawasan.

Menurut Rully, sebenarnya kemarin merupakan momentum rupiah untuk bisa menembus di bawah level 9.000 per dolar AS. Namun, karena Bank Indonesia yang mengisyaratkan enggan melihat rupiah menguat lebih jauh membuat mata uang lokal itu masih tertahan di atas 9.000-an. Untuk perdagangan Rabu besok, rupiah ditransaksikan dalam kisaran 9.020 hingga 9.040 per dolar Amerika.

Dari pasar mata uang Asia, dolar Singapura sore ini juga melemah 0,17 persen menjadi 1,3933 per dolar Amerika, won Korea Selatan melemah 0,88 persen ke level 1.123,9, ringgit Malaysia melemah 0,42 persen menjadi 3,224, serta bath Thailand juga terdepresiasi 0,03 persen ke level 32,355 per dolar Amerika.