SUM KUNING GAYA MALANG

SUM KUNING GAYA MALANG, Kisah ala “Sum Kuning” kini terjadi di Malang (Jatim). Cuma bedanya, Ninuk, 19, bukan penjual telur, dan pelakunya bukan para anak pejabat, melainkan masyarakat akar rumput biasa. Kini pacar si gadis bersama tiga lelaki hidung belang lainnya meringkuk di Polres gara-gara berlomba-lomba dalam proyek Salome.

Yang belum mengetahui kisah Sum Kuning begini ceritanya :
Sumarijem atau lebih dikenal dengan Sum Kuning adalah nama panggilan seorang gadis belia penjual telur yang cantik dari Godean. Pada tahun 18 September 1970 ia diperkosa oleh anak seorang tokoh masyarakat (dan diduga juga oleh beberapa teman anak itu) di kota Yogyakarta. Kasus ini merebak menjadi berita besar ketika pihak penegak hukum terkesan mengalami kesulitan untuk membongkar kasusnya hingga tuntas. Pertama-tama Sum Kuning disuap agar tidak melaporkan kasus ini kepada polisi. Belakangan tuduhan Sum Kuning dinyatakan sebagai dusta. Seorang pedagang bakso keliling dijadikan kambing hitam dan dipaksa mengaku sebagai pelakunya.

Tahun 1969 empat puluh tahun lalu, kota Yogyakarta pernah heboh gara-gara penjual telur Sum Kuning diperkosa rame-rame oleh sejumlah anak pejabat. Tapi dasar apes, yang diperkosa malah diadili dengan tuduhan bikin laporan palsu. Wartawan Slamet Djabarudi (alm) dari harian “Pelopor Yogya” yang mencoba menegakkan kebenaran, malah sempat disel. Tapi gara-gara itu pula, Kapolres Yogyakarta AKBP Drs. Sutaryo mental dari jabatannya, dan pembela Sum Kuning sebagaimana Sutiono Darsosentono, Dra. Rukmini Sudjono dan Sujami SH namanya menjadi berkibar.

Di Malang, Yadiman, 22, tanpa sengaja “napak tilas” kelakuan para anak pembesar di Yogyakarta tersebut. Saat dia berindehoi bersama Ninuk kekasihnya di kebun tebu, eh sejumlah temannya memergoki. Kontan mereka ikut-ikutan ngiler, dan gadis cantik Ninuk dibuat bancakan tiga lelaki teman Yadiman. Paling konyol, Giman, 30, yang saat itu menggendong anak, sempat-sempatnya pulang untuk menyerahkan si bocah pada istri, lalu balik lagi dan ikut berlomba-lomba dalam kenikmatan sesat.

Yadiman memang sudah lama berpacaran dengan Ninuk tetangga sendiri di Desa Sitirejo Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Mungkin karena sudah biasa ngebon di kantor, dalam urusan asmara dia ikut-ikutan pula untuk “ngebon”. Maksudnya: meski belum terikat dalam perkawinan, dua sejoli itu sudah berani melakukan persetubuhan bak pasangan suami istri. Asal ada peluang, mereka pasti melakukan. Dan caranya pun jorog sekali; bukan di villa maupun hotel berbintang, tapi cukup di kebun tebu beralas plastik.

Beberapa hari lalu kembali Yadiman – Ninuk kebelet pengin “ngetap olie”. Mereka bergegas masuk ke areal perkebunan tebu. Gerak gerik mereka rupanya terlihat oleh ketiga teman sekampungnya, masing-masing: Giman, Wahyo, dan Ngademin. Bak polisi mergoki maling saja, salah satu dari ketiga orang itu lalu membuntuti diam-diam langkah pasangan mesum Yadiman – Ninuk. Begitu tahu posisinya secara tepat, “sang mata-mata” segera laporan. “Interupsi bapak pimpinan, mereka masuk kebun tebu sebelah sana,” bisiknya sambil menunjuk lokasi.

Pansus non DPR itu pun segera bagi tugas. Wahyo dan Ngademin merapat ke TKP (Tempat Kejadian Permesuman) secara diam-diam, dan Giman yang kala itu tengah momong anaknya yang baru usia 1 tahun, buru-buru pulang ke rumah untuk menyerahkan si upik pada istrinya. Setelah itu Giman kembali lagi ke perkebunan tebu, untuk bergabung dalam proyek nan mesum.

Ketika ketiga lelaki piktor (pikiran kotor) itu tiba di TKP, Yadiman – Ninuk baru saja selesai berbagi cinta beralaskan plastik. Saat keduanya mengenakan baju masing-masing, tahu-tahu digedor ketiga temannya. “Hayo, dha ngapa kuwi (pada ngapain kalian),” sergah mereka sambil mendekati Ninuk untuk minta jatah. Tentu saja Yadiman tak mengizinkan, tapi mereka tak peduli. Ninuk kembali ditelentangkan dan digarap ketiga pemuda itu secara bergantian.

Selesai berbuat ketiga pemuda itu memberikan uang “kerokhiman” sebesar Rp 15.000,- pada Ninuk dengan maksud agar tutup mulut. Tapi bersamaan dengan itu, ulah mereka dipergoki oleh warga desa yang lain. Kontan jadi gempar dan urusan melebar ke Polsek Wagir. Giman, Wahyo, Ngademin dan Yadiman selaku pacar Ninuk kini ditahan, atas tuduhan perkosaan secara salome (satu lobang rame-rame).