Tarian tradisional dengan Popularitas Tertinggi di Mancanegara

Tarian tradisional dengan Popularitas Tertinggi di Mancanegara, Tiga jenis tarian tradisional asal Jawa Barat yakni tari Merak, Topeng dan tari Jaipong memiliki "rating" atau popularitas tertinggi di mancanegara. "Ketiga tarian itu selalu dipesan untuk ditampilkan saat pentas di mancanegara, ratingnya cukup tinggi di luar negeri," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Herdiwan Iing Suranta di Bandung, Jumat.

Meski demikian, Jawa Barat berupaya untuk menampilkan sejumlah seni busaya lainnya untuk pentas di luar negeri. Di Jabar sendiri saat ini terdapat sekitar 300 jenis kesenian

Hal itu, menurut Herdiwan untuk menjaga agar pentas di luar negeri hanya ketiga seni tari itu . Meski demikian, pihaknya tetap mengakomodir keinginan pasar pentas di luar negeri.

Pentas seni di luar negeri biasanya dilakukan atas undangan negara yang bersangkutan atau undangan dari KBRI. "Kami pentaskan seni tradisi lainnya, jangan sampai seni Jabar yang dikenal hanya tari merak, topeng dan jaipong saja, sambutan dari luar negeri cukup bagus," kata Herdiwan.

Selain itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar juga mengubah strategi pengembangan seni budaya, salah satunya memerankan Taman Budaya Bandung tidak sebatas mementaskan kesenian tradisional namun memberikan pembinaan untuk latihan para seniman seni tradisi.

"Disbudpar tidak akan menjadi lembaga yang ’memanggungkan’ seni budaya, namun dilakukan perubahan sudut pandang dengan strategi lebih mendorong pengembangan dan pelestarian seni budaya," kata Herdiwan.

Pihaknya akan terus mendukung para seniman untuk berlatih dan melestarikan seni budaya, dan akan mengapresiasinya dengan mementaskan mereka dalam pagelaran di panggung Taman Budaya maupun di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar.

"Kami mengundang mereka untuk pentas, bukan mengundang mereka semata dengan bayaran uang. Tapi lebih memberikan ruang pentas dan apresiasi seni budaya sehingga para pelaku seni budaya mendapat ruang ekspresi," kata Herdiwan.

Ia menyebutkan, upaya pengembangan seni budaya pada 2010 dilakukan dengan merenovasi 15 sanggar seni di tiga zona budaya berbeda yakni Betawian, Cirebonan dan Dermayon.

Pembangunan sanggar seni yang memiliki kekhasan tersebut cukup efektif sehingga sanggar itu kembali hidup dan seni budaya setempat mendapat ruang pentas yang memadai