"Ini ajaib. Yang tadinya jalan ini kerap dilalui kendaraan, tiba-tiba muncul sumur di tengah jalan ini. Untuk itu, saya mengambil air yang ada di dalam sumur tiban tersebut. Siapa tahu air sumur ini bisa digunakan untuk mengobati penyakit atau lainnya," kata Siti Kadijah (41), seorang ibu rumah tangga dari Desa Legundi, Ketapang, saat ditemui di lokasi, Selasa (24-11).
Menurut Saleh, warga Desa Kemukus, saat berangkat ke pasar di Desa Sri Pendowo, Senin (23-11), sekitar pukul 07.00, dia belum melihat sumur tersebut. "Setelah pulang dari pasar dan akan kembali ke rumah, tiba-tiba jalan itu ramai orang. Ternyata, mereka melihat sumur yang ada di tengah jalan," kata dia.
Menurut Saleh, warga Desa Kemukus, saat berangkat ke pasar di Desa Sri Pendowo, Senin (23-11), sekitar pukul 07.00, dia belum melihat sumur tersebut. "Setelah pulang dari pasar dan akan kembali ke rumah, tiba-tiba jalan itu ramai orang. Ternyata, mereka melihat sumur yang ada di tengah jalan," kata dia.
Dari keterangan yang berhasil dihimpun, sumur tiban tersebut pertama kali ditemukan Asep (43), warga Desa Sri Pendowo, Ketapang, Senin (23-11), sekitar pukul 10.00. Ketika ditemui di lokasi, Asep mengaku akan mengambil merang (sekam padi) di sebuah pabrik penggilingan padi di Desa Kemukus.
Namun, tiba-tiba tali yang akan digunakan mengikat karung untuk tempat sekam terjatuh di sebuah tanjakan jalan desa (tidak jauh dari lokasi sumur tiban, red). "Motor langsung saya standarkan untuk mengambil tali itu. Tiba-tiba, saya melihat katel (kalajengking, red) masuk dalam celah-celah bebatuan," kata dia.
Setelah itu, kata Asep, dia berniat untuk menangkap kalajengking itu. Karena masuk celah bebatuan, perlahan-lahan dia mengorek-ngorek bebatuan yang ada di tengah jalan tersebut. "Ternyata ada lubang. Lalu, lubang itu saya pukul-pukul dan kian membesar hingga menyerupai sumur," kata dia.
Temuan itu spontan mengundang keingin-tahuan sejumlah warga. Semakin dikorek, lubang itu semakin dalam. Menurut mereka, fenomena ini terjadi lantaran ada akar batang pohon kayu sempu yang cukup tua yang terpendam di jalan desa itu. Jadi, batang itu lambat laun membusuk. "Sehingga, saat curah air hujan tinggi, jalan itu ambles membentuk sebuah sumur," kata seorang warga setempat
Namun, tiba-tiba tali yang akan digunakan mengikat karung untuk tempat sekam terjatuh di sebuah tanjakan jalan desa (tidak jauh dari lokasi sumur tiban, red). "Motor langsung saya standarkan untuk mengambil tali itu. Tiba-tiba, saya melihat katel (kalajengking, red) masuk dalam celah-celah bebatuan," kata dia.
Setelah itu, kata Asep, dia berniat untuk menangkap kalajengking itu. Karena masuk celah bebatuan, perlahan-lahan dia mengorek-ngorek bebatuan yang ada di tengah jalan tersebut. "Ternyata ada lubang. Lalu, lubang itu saya pukul-pukul dan kian membesar hingga menyerupai sumur," kata dia.
Temuan itu spontan mengundang keingin-tahuan sejumlah warga. Semakin dikorek, lubang itu semakin dalam. Menurut mereka, fenomena ini terjadi lantaran ada akar batang pohon kayu sempu yang cukup tua yang terpendam di jalan desa itu. Jadi, batang itu lambat laun membusuk. "Sehingga, saat curah air hujan tinggi, jalan itu ambles membentuk sebuah sumur," kata seorang warga setempat