Agar Penjahat Cepat Di Tangkap Setor Duit ke Polsek

Agar Penjahat Cepat Di Tangkap Setor Duit ke Polsek, cekcot antar tetangga di Jl. Sicanang, Blok VII, Belawan pada Rabu malam 10 Februari lalu yang berbuntut aksi bacok hingga tangan kiri Ny. Susi Hernawati (33), warga di sana, diamputasi? Menyusul sang tetangga pembacok yang dilapor Hernawati, yakni Joko (32) hingga kemarin belum juga ditangkap polisi, ibu rumah tangga itu pun buka kartu soal segepok duit yang diberinya pada oknum polisi di Polsek Medan Labuhan.

Sesaat usai insiden itu, Herna -sapaan Hernawati- mengaku memberi duit Rp 1 juta pada oknum di Polsek itu agar polisi cepat menangkap Joko, pembacoknya. “Saya sendiri yang kasih, maksudnya supaya cepat la (polisi) kerjanya. Tapi sampai sekarang nggak ada hasilnya,” kata Herna yang terhitung kemarin, sudah 5 hari dirawat di RSU Pirngadi Medan dengan tangan kiri cacat akibat pembacokan yang awalnya perseteruan Herna dengan Indah, isteri Joko

Karena pembacoknya masih bebas berkeliaran, Herna mengaku kecewa dengan Polsek Medan Labuhan yang kinerjanya dinilainya Lamban. Hingga dirawat di Pirngadi dan tangannya dipotong, Herna mengaku tak ada didatangi polisi. Karena itu, dia menilai polisi tak serius mengungkap kasusnya.

Padahal, usai menyabetkan klewang ke tangannya, menurut Herna, Joko sempat sembunyi di rumah kakaknya di Kampung Kurnia, Belawan. Barang-barang Joko juga dititip di rumah mertuanya di Secanang.

“Sekarang ya (dia) udah kabur. Coba waktu itu langsung didatangi, pasti dapat. Padahal suami saya langsung melapor (Rabu) malam itu juga,” imbuh Herna. Herna mengaku, lambannya polisi mengungkap kasusnya lantaran belum adanya surat visum dari rumah sakit atas pembacokan yang dialaminya. Soalnya, akunya, “Rumah sakit minta surat pengantar dari polisi, sementara polisi nggak bisa buat (surat pengantar visum) sebelum jumpa sama saya untuk minta keterangan.”

Alhasil, beberapa hari usai pembacokannya, demi memberi keterangan pada polisi, Herna yang kondisi tubuhnya lemah dan belum diijinkan pulang, mendatangi Mapolsek Labuhan. Pasca diamputasi, Herna mengaku masih merasakan sakit di tangan kirinya. “Denyut nya itu, nggak tahan saya,” katanya.

Selain tangan terpaksa diamputasi, akibat pembacokan itu, dagu dan tangan Herna juga dijahit hingga 14 jahitan. Bahkan, Herna mengaku, bibir kiri bawahnya telah mati rasa. “Lihat keadaan saya sekarang. Saya cacat, tangan saya nggak ada lagi. Tapi pelaku masih bebas di luar sana,” Herna kesal.

Sebagai perias pengantin, Herna mengatakan kerjanya mencari nafkah tidak akan maksimal dengan kondisinya kini. Karena itu, dia berharap polisi segera menangkap Joko. Bahkan, Herna bersedia memberi imbalan jika ada orang yang mengetahui keberadaan Joko.

Sementara itu, Kapolsek Medan Labuhan AKP B Pasaribu kemarin mengaku tidak tahu soal duit yang disetor seorang korban penganiayaan yang melapor ke Polseknya itu. “Uang itu dikasih pada siapa? Biar transparan, bawa saja korban (Herna -red) ke mari agar menunjukkan anggota saya yang menerima uang itu. Kami tidak pernah memetieskan kasus itu, karena sejauh ini kami masih berupaya mencari tersangka,” kata Pasaribu.

Pembacokan pada Herna berawal dari gadohnya wanita itu dengan Indah, tetangganya 3 tahun terakhir ini. Sebulan terakhir ini, Herna memang sering gadoh dengan isteri Joko itu. Tapi pada cekcok Rabu 10 Februari itu, Joko, suami Indah, ngamuk dan membacok Herna hingga bersimbah darah. Sumber