China Pimpin Dunia Jadi Sarang Spam

China Pimpin Dunia Jadi Sarang Spamer, Semakin banyak jumlah botnet yang dikomandoi para hacker dari China. Pernyataan ini merupakan kesimpulan perusahaan keamanan internet dan komputer McAfee.Komputer 'zombie' ini kerap dikelompokkan dengan nama 'botnet' atau istilah yang mengacu pada jaringan komputer yang digunakan untuk menditribusikan spam atau menyerang sebuah situs dan berjalan secara otomatis.

McAfee mengumpulkan informasi berbagai serangan berbasis internet yang melibatkan lebih dari 100 juta komputer di 120 negara di dunia. Hasil laporan terbaru menyebutkan, dalam tiga bulan terakhir di 2009 ada 1.095.000 komputer di China dan 1.057.000 komputer di AS yang terinfeksi botnet.

Yang terbaru, bulan lalu Google China mengumumkan bahwa jaringannya telah dibobol oleh jaringan yang berasal dari China. Namun pemerintah China sendiri menolak bahwa pihaknya merupakan dalang dari serangan tersebut. Para ahli pun menyebutkan, tidak ada indikasi bahwa botnet terlibat dalam serangan tersebut. Demikian keterangan yang dikutip dari Washington Post, Selasa (16/2/2010).

"Satu alasan yang membuat komputer di China sangat rentan terkena serangan botnet kemungkinan besar karena software bajakan sangat umum disana dan pengguna komputer tidak rajin mengupdate komputer mereka," kata Chief Technology Officer McAfee global George Kurtz.

Kurtz menjelaskan panjang lebar bahwa faktanya, jumlah zombie komputer di negeri Tirai Bambu itu menjelaskan dengan lebih gamblang mengenai tingkat kerentanan komputer ketimbang membeberkan hal mengenai siapa yang menginfeksi komputer-komputer tersebut. Sebuah negara yang bermaksud menggunakan botnet sebagai bagian dari aksi serangan kemungkinan tidak menginginkan komputer mereka bot-free atau bebas botnet. Mereka pun ingin agar jaringan ini bisa membuat komputer mereka sebagai commandeer di negara lain.

Sementara itu, China terus bersikukuh membantah bahwa pihaknya terlibat dalam aksi hacking dan pembobolan komputer-komputer di AS untuk mencuri teknologi dan rahasia perdagangan AS, entah itu menggunakan botnet atau perangkat lainnya. Dalam studi ini juga ditemukan bahwa AS yang dikenal sangat bergantung dengan internet terutama untuk kepentingan perdagangan dan operasional industri, menjadi negara yang paling rentan terkena serangan cyber