Melihat celana Anak sobek Ayah nyosor

Melihat celana Anak sobek Ayah nyosor, Ayah menyayangi anak tiri itu sudah jamak. Tapi kadar kesayangan Sumiadi, 58, pada Wiwik, 20, melampui batas. Sudah gede usia 17 tahun masih digendong-gendong, modelnya “gendong depan” pula. Ketika ditanya polisi kenapa tega menyetubuhi anak tiri, jawab Sumiadi enteng saja: “Ini semua gara-gara celana sobek, Pak!”

Tragis amat, hanya karena celana sobek kok menodai anak tiri, lalu apa hubungannya? Ya begitulah kreativitas Sumiadi. Lantaran pikirannya hanya seks melulu, ketika melihat celana dalam yang dikenakan putrinya dalam kondisi berlubang, langsung nafsunya bangkit. Tak peduli mana yang haram dan mana yang halal, anak gadis bawaan istri itu langsung disikat, wush. Ini terjadi sejak 3 tahun lalu, dan skandal ini nyaris sempurna tak pernah muncul ke permukaan.

Istri Sumiadi yang berarti ibunya Wiwik, dinikahi sejak 15 tahun lalu. Tapi sayang, kerjasama nirlaba selama 3 pelita itu tak membawa hasil yang siginifikan. Maksudnya, Ny. Sumiadi tak juga memberikan keturunan barang satu anakpun. Jadilah Wiwik anak semata wayang, sehingga cinta dan perhatian Sumiadi semua tercurah pada si anak tiri. Dari kecil digendong-gendong, minta apa saja pasti dikabulkan.

Ketika Wiwik dalam usia ABG, mulai menunjukkan kecantikan di wajahnya. Bodinya juga sangat mendukung, sehingga sejumlah pemuda mulai melirak-lirik anak tiri Sumiadi. Saat malam Minggu tiba, sudah mulai ada cowok yang mencoba apel, dalam rangka membangun koalisi permanen. Kala itu Sumiadi senang-senang saja melihat perkembangan anak tirinya. Paling-paling dia memberi nasihat, agar hati-hati menghadapi cowok era gombalisasi. “Sekali kamu ternoda, kamu nggak ada harganya lagi….,” begitu Sumiadi memberi nasihat.

Antara nasihat dan praktek kadang bertolak belakang. Ini dialami Sumiadi ketika sekali waktu memergoki Wiwik tidur dengan rok tersingkap. Pemandangan itu semakin mengharu-biru kelelakiannya manakala melihat celana dalam putrinya berlobang pada titik centrumnya. Mendadak Sumiadi “lupa ingatan”. Tak peduli itu anak daripada istrinya, langsung saja gadis usia 17 tahun itu dicemplak. Baru kemarin dia menasihati Wiwik jangan sampai ternoda, eh sekarang ayah tiri malah menodainya sendiri.

Herannya, diperlakukan tidak senonoh semacam itu Wiwik tidak berontak, bahkan sepertinya menikmati. Maka lain hari menjadikan Sumiadi ketagihan. Setiap rumahnya dalam kondisi sangat kondusif, dia menyeret putri tirinya ke kamar untuk berpacu dalam birahi. Lagi-lagi Wiwik tidak banyak cakap, hanya menurut saja atas segala perilaku biadab sang ayah tiri. Apa lagi Sumiadi memang pernah menakut-nakutinya. “Kalau kamu cerita, tak bikin gila, kamu!” kata ayah tiri penuh wibawa.

Sepandai-pandai ayah tiri melompat, eh menyemplak, sekali waktu gawal juga. Ini benar-benar terjadi. Lantaran selama ini aman-aman saja, Sumiadi lalu melupakan kewaspadaan nasionalnya. Dan begitulah yang terjadi, dikala anak tiri dan bapak tiri tersebut berbagai cinta yang haram, ibu kandung Wiwik memergoki. Langsung saja wanita mandul itu berteriak lantang, sehingga gegerlah penduduk Desa Sugihwaras Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban (Jatim). Ibarat orang naik sepeda, langsung saja Sumiadi merosot dari sadel nan empuk.

Akhirnya urusan itu melebar ke kantor polisi. Dalam pemeriksaan Wiwik mengakui disetubuhi ayah tirinya sejak 3 tahun lalu. Berapa kali mereka berbuat, wah nggak ingat lagi, karena saking begitu seringnya. Yang jelas, minimal seminggu 3 kali. Sumiadi juga tak membantah keterangan putrinya. Saat polisi menanyakan, kenapa tega pada anak tiri sendiri, jawab Sumiadi sebagaimana di atas. “Celana dalam itu berlobang kok tepat pada garis episentrum. Bayangkan, Pak……!” ujarnya tanpa beban.

Yah, urusan polisi masih banyak, masak harus mbayangkan begituan.