Nenek Rela Diperkosa Demi Cucu

Nenek Rela Diperkosa Demi Cucu, Seorang nenek 62 tahun di Desa Pulo Besar, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, diperkosa tetangganya sendiri. Sang nenek mengaku lebih dulu diancam. Ketakutan, si nenek pun membuka sendiri pakaiannya, lalu pasrah disetubuhi. “Saya ndak menyangka kejadian itu bisa terjadi di usia yang telah renta ini. Padahal masih banyak perempuan muda dan cantik-cantik di luar sana. Tapi kok bisanya dia (tersangka) berbuat demikian kepada saya,” kata Nek Mawar (samaran) ketika ditemui di rumahnya, Selasa (19/1) sekira pukul 12.30 Wib.

Tersangka yang dimaksudkan Nek Mawar adalah Bambang, tetangganya. Usia Bambang 30 tahun atau berjarak 32 tahun dengan Nek Mawar. Bambang juga sudah memiliki istri dan dua anak.

Nek Mawar yang mengaku masih trauma itu melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata. Katanya, malam itu dia berada di dapur hanya mengenakan kebaya dan sarung. Saat melangkah ke ruangan depan, Nek Mawar kaget melihat kehadiran Bambang yang berdiri tegap sambil merokok. “Dia (Bambang) cuma mengenakan celana panjang, tidak memakai baju. Saya langsung dihampiri,” kata Nek Mawar meneruskan ceritanya dengan kepala tertunduk.

Memang, di rumah itu Nek Mawar tidak sendiri. Ia ditemani cucu angkatnya, Karniyem (28). Tapi Karniyem hanya bisa terpelongo, tak berbuat apa-apa karena mengalami keterbelakangan mental. “Cucu saya hanya duduk memandangi dia yang terus mengisap rokok. Tak berapa lama dia menarik lengan saya dan mengutarakan hasratnya hendak bersetubuh,” ucap Nek Mawar lirih dan terbata-bata. Kali ini air matanya yang sempat tertambat lama, mengucur pelan menyeberangi pinggiran hidungnya.

Ajakan bersetubuh itu kontan ditolak Nek Mawar mentah-mentah. Tapi tersangka terus membujuk dan mendesak agar keinginannya dituruti. Begitupun Nek Mawar tetap menolak sambil mendorong tubuh Bambang agar menjauh darinya. Bukannya pergi, Bambang semakin penasaran dan terus memaksa korban agar bersedia melakukan hubungan intim.

“Saya tak mau. Tapi dia malah mengancam akan memperkosa cucu saya Karniyem,” aku Nek Mawar yang sesekali mengusap air matanya.

Mendengar ancaman itulah korban diam dan tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya memandangi wajah Karniyem yang polos. Hingga akhirnya Nek Mawar hanya bisa pasrah ketika tubuhnya di tarik ke dalam kamar lalu direbahkan di tempat tidur. “Waktu itu saya hanya bisa pasrah ketika tubuh saya direbahkan di tempat tidur. Saya sangat takut karena dia mengancam akan memperkosa Karniyem,” kata Nek Mawar.

Setelah tubuh Karniyem direbahkan, Bambang pun langsung membuka celananya dan menindih tubuh korban sembari memerintahkan Nek Mawar membuka kain sarung yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Bambang pun beraksi.

Namun baru beberapa saat, Nek Mawar sempat merintih menahan rasa sakit pada kemaluannya dan meminta tersangka untuk menghentikan perbuatannya. “Pokoknya malam itu saya ndak bisa berbuat apa-apa lagi. Takut kalau ancamannya benar dilakukan,” terang Nek Mawar.

Usai melampiaskan nafsu bejatnya, Bambang pergi meninggalkan korban. Sedangkan Karniyem hanya duduk-duduk memandangi tersangka yang saat itu bergegas ke luar rumah. Esok paginya, Nek Mawar merasakan sakit pada kemaluannya. Parahnya, darah terus mengucur dari kemaluannya. Tak sanggup menahan sakit, korban mengadu kepada keponakannya Paini (30) yang rumahnya berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya.

Mendengar pengakuan korban, ibu beranak dua ini bagai kebakaran jenggot tapi langsung membawa Nek Mawar ke Puskesmas. Oleh bidan puskesmas Nek Mawar dirujuk ke RSU Kisaran karena pendarahannya cukup serius. Seterusnya, korban dirawat di salah satu ruangan RSU Kisaran selama dua hari.

Usai mendapat perawatan, korban dibawa ke Mapolsek Labuhan Ruku. “Saat diperiksa korban masih memberikan keterangan berubah-ubah dan belum begitu stabil. Kita agak kesulitan menentukan pasalnya yang akan dikenakan kepada tersangka,” kata Kapolsek Labuhan Ruku, AKP Mijer. Kapolsek juga mengaku kesulitan mengungkap peristiwa pemerkosaan itu karena tidak ada tindakan kekerasan.

“Tidak bisa dikategorikan pemerkosaan akan tetapi lebih mengarah kepada pencabulan. Pasalnya, peristiwa yang dialami korban itu tidak ditemukan sedikitpun kekerasan. Saat diperiksa pun, korban mengaku dirinya hanya bisa pasrah. Bahkan korban sendiri yang membuka pakaiannya,” pungkas kapolsek.

Begitupun, AKP Mijer berjanji akan terus melakukan penyelidikan. “Jika visum dari rumah sakit sudah diterima baru kita bisa memastikan kejadian sebenarnya,” ujar Mijer sembari berjanji akan memburu tersangka. sumber