Pemimpin Al-Qaida Anwar al Aulaqi Masih Segar Bugar

Pemimpin Al-Qaida Anwar al Aulaqi Masih Segar Bugar, Anwar al Aulaqi (38) dikenal sebagai intelektual Al Qaeda terkemuka. Ia adalah warga negara AS yang lahir di New Mexico, AS, dan bekerja sebagai khatib di Masjid Dar al Hijrah di wilayah Virginia sebelum tragedi 11 September 2001. AS kini mengaitkan Al Aulaqi dengan aksi serdadu AS, Mayor Nidal Malik Hasan (39), yang mengamuk di markas militer di Fort Hood, Texas, pada 5 November 2009, dan kasus pria asal Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, yang melakukan percobaan peledakan pesawat Northwest Airlines yang gagal pada 25 Desember 2009.

Nasser al Waheisyi asal Yaman, yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bashir, adalah pemimpin Al Qaeda di Semenanjung Arab yang merupakan gabungan dari sayap Al Qaeda di Yaman dan Arab Saudi. Al Qaeda di Semenanjung Arab merupakan jaringan Al Qaeda yang paling kuat saat ini secara finansial maupun sumber daya manusia.

Fahd al Quso dikenal sebagai salah satu otak serangan terhadap USS Cole bulan Oktober 2000 yang menewaskan 17 anggota Angkatan Laut AS. AS menempatkan Fahd al Quso sebagai buronan nomor tiga setelah Osama bin Laden dan Ayman Thawahiri.

Ahmadi menyebutkan, Anwar al Aulaqi merupakan pemimpin Al Qaeda yang mempunyai jaringan paling luas lantaran lihai memanfaatkan jaringan internet dan menggunakan bahasa Inggris dalam membangun jaringan di seluruh dunia. Ia ikut bergabung dengan pimpinan Al Qaeda itu, lanjut Ahmadi, aktivis Al Qaeda asal Arab Saudi yang baru dibebaskan dari penjara Guantanamo, Said Ali, yang lebih dikenal dengan julukan ”Al Shahri”.

Ahmadi mengungkapkan, jaringan Al Qaeda di Yaman mendapat dukungan dana dari sejumlah sindikat dan oknum pengusaha di negara-negara Arab Teluk yang kaya minyak. Senjata dan bahan peledak, lanjut Ahmadi, tersedia banyak di Yaman.

Setelah Pemerintah AS dan Yaman menyatakan perang terhadap jaringan Al Qaeda belum lama ini, para pemimpin Al Qaeda bersembunyi di pegunungan Kur yang terletak antara provinsi Shabwah dan Abyan di Yaman Selatan.

Dan basis terkuat jaringan Al Qaeda di Yaman, kata Ahmadi, berada di empat provinsi, yaitu provinsi Maarib, Abyan, Shabwah, dan Hadramaut di wilayah timur dan selatan Yaman dan dikenal sebagai daerah pegunungan.

Dalam upaya menggalang dukungan, Al Qaeda menggunakan taktik ikut mendukung pemberontak Houthi di Yaman Utara dan aksi pembangkangan di Yaman Selatan.

”Al Qaeda menerapkan prinsip bahwa musuhnya musuh adalah teman. Karena itu, meskipun berbeda ideologi, Al Qaeda bisa mendukung kelompok Houthi yang bermazhab Syiah dan kelompok pembangkang di Yaman Selatan yang beraliran sosialis,” kata Gubernur Shabwah itu.

Ia memperingatkan, jika Pemerintah Yaman tidak tegas, maka Al Qaeda bisa semakin kuat di Yaman karena lingkungan sosial, ekonomi, dan politik sangat menunjang. Al Qaeda di Yaman terus berusaha melakukan perekrutan, terutama pada pemuda di bawah usia 23 tahun dan kaum pengangguran.

Seperti yang di ungkapkan oleh Gubernur Provinsi Shabwah, Yaman, Dr Ali Hassan Ahmadi, dalam wawancara khusus dengan harian berbahasa Arab, Asharq Al Awsat, edisi hari Minggu (10/1/2010) mengungkapkan, pimpinan jaringan Al Qaeda paling berbahaya saat ini dalam keadaan segar bugar di Yaman.

”Mereka adalah Anwar al Aulaqi, Nasser al Waheisyi, dan Fahd al Quso. Mereka didukung oleh puluhan anggota Al Qaeda asal Mesir dan Arab Saudi,” tutur Ahmadi.