Selebaran Bernada Provokasi Beredar di Makam Mbah Priok

Selebaran Bernada Provokasi Beredar di Makam Mbah Priok ; Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mengimbau kembali pada seluruh warga agar tidak terprovokasi dengan adanya selebaran gelap yang beredar. Selebaran gelap itu berisi mengajak warga untuk menolak pembongkaran gapura dan pendopo makam Habib Al Hadad atau dikenal dengan sebutan Mbah Priok. Sejauh ini belum diketahui siapa di balik aksi penyebaran selebaran gelap itu.

Wakil Walikota Jakarta Utara, Atma Senjaya, mengatakan, selebaran tersebut tidaklah bertanggung jawab dan sangat menyesatkan warga. Sebab, dalam selebaran itu dikatakan bahwa makam Mbah Priok yang merupakan peninggalan sejarah akan dibongkar. Padahal, faktanya tidak demikian, melainkan akan dibuatkan monumen. “Selain isinya tidak benar dan memutar balikan fakta, juga berisi ajakan masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap penertiban gapura dan pendopo di lokasi tersebut,” kata Atma, Senin (5/4) sore.
Sejatinya, pekan lalu Pemkot Jakarta Utara akan melakukan penertiban gapura dan pendopo di makam Mbah Priok yang merupakan milik PT Pelindo II, sesuai hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dangan luas 1.452.270 meter persegi. Namun hal tersebut tertunda, mengingat banyak isu beredar pada tindakan anarkis mengarah SARA, termasuk selebaran mengajak umat Islam melawan penertiban tersebut. ”Kita ingatkan kepada seluruh masyarakat agar jangan mudah terpancing. Itu ajakan-ajakan yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

Meski demikian, pembongkaran gapura dan pendopo makam Mbah Priok akan tetap dilakukan Pemkot Jakarta Utara dalam waktu dekat, hanya saja ia tidak menjelaskan kapan pelaksanaannya. “Karena sudah mengarah kepada isu menyangkut SARA, kita masih menunggu kordinasi dari Polda Metro Jaya. Apalagi, lokasinya berada pada objek vital yaitu berdekatan dengan Pelabuhan Tanjungpriok, RSUD Koja, Pertamina, dan Gereja Petra,” jelasnya.

Selanjutnya ia menegaskan, surat peringatan ketiga sudah dilayangkan kepada pengelola atau ahli waris makam agar segera mengosongkan dan membongkar sendiri bangunan yang mereka kelola pada Rabu (24/3) lalu. Sehingga ia tinggal menunggu persiapan dan koordinasi dari Polda Metro Jaya.

Pantauan beritajakarta.com di lapangan, hingga saat ini, pengelola makam keramat Mbah Priok dan para pengikutnya terus berjaga-jaga, mengantisipasi terjadinya pembongakaran secara mendadak. Namun penjagaan itu tidak menghalangi masyarakat yang datang ke tempat itu untuk berziarah.

Bahkan, Jumat (2/4) lalu ada kegiatan doa bersama meminta agar penertiban gapura dan pendopo makam Mbah Priok gagal dilakukan. “Kami tetap akan melawan jika penertiban itu dilakukan hingga titik darah penghabisan,” tandas Gatot, salah satu warga yang juga pengikut pengelola makam Mbah Priok, saat dijumpai di kawasan makam tersebut.