Tanah Retak di Bandung membentuk huruf “U”

Tanah Retak di Bandung membentuk huruf “U”, Retakan tanah yang muncul di RW 4 Kampung Cukang, Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut mengancam permukiman penduduk. Penduduk yang menempati dua puluh rumah di dekat lokasi retakan tanah direlokasi ke tempat aman untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kab. Garut Widiyana, Rabu (17/3). "Lokasinya cukup membahayakan kalau tetap didiami. Sementara, warga yang menempati rumah-rumah itu direlokasi sambil mencari tempat yang lebih aman," katanya.

"Paling lebar sekitar 10 sentimeter. Yang parah jalan ambles hingga mencapai 40 sentimeter," kata Kerto saat ditemui wartawan di kediamannya, Selasa (23/3/2010) siang.

Menurut Ketua RT 02/09 Kerto Raharjo, panjang retakan diperkirakan mencapai 400 meter dan membentuk huruf “U”. Sementara lebar retakan bervariasi.

Menurut Kerto, retakan tersebut menyasar tiga RT di RW 9. Saat ini, kata dia, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke aparat terkait termasuk Badan Meteorologi dan Geofisika. "Sekarang tindakan kami adalah membongkar rumah yang sudah rusak parah, dan membuka posko daerah bencana," kata dia.

warga tampak membereskan barang-barang dan bersiap mengungsi. Sejumlah genteng tampak sudah dilepas oleh pemilik rumah. Retakan-retakan juga tampak terlihat di rumah warga, mulai dari tembok sampai lantai.

Panjang retakan tanah tersebut sekitar 150 m dengan lebar 20-50 cm dengan posisi melingkar di atas permukiman warga. Luas potensi longsor mencapai 4 hektare dan mengancam permukiman warga di RT 1-3 dengan jumlah kepala keluarga 82, setara dengan 233 jiwa. Untuk sementara, warga ditempatkan di tenda pengungsian.

Widi menyatakan, hasil kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang dilakukan pada 13 Maret 2010 lalu menyatakan, kawasan tersebut tidak layak dihuni karena kemiringan lereng dan pergerakan tanah yang terus terjadi. "Hampir setiap hari terjadi pergerakan dan jika retakan tanah itu ambrol, warga tidak dapat diselamatkan. Karena itu daripada memakan korban jiwa, warga diungsikan dari lokasi tersebut," tuturnya.

Untuk mencegah kecelakaan, warga sekitar meminta pengendara motor dan mobil untuk tidak melintasi jalan yang retak. Pantauan detikbandung, warga sudah menutup jalan tiga meter sebelum retakan.

"Takutnya kondisi tanah masih labil dan enggak kuat dilalui motor dan mobil. Jadi sementara jalan ditutup," jelas salah seorang warga sekitar, Tatang Iskandar (40), saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (23/3/2010).

Alur amblesnya tanah membentuk huruf U dengan panjang sekitar 500 meter dan kedalaman berbeda-beda antara 20-30 sentimeter. Di lokasi tersebut terdapat 16 rumah warga dan 1 masjid. Kondisi rumah ada yang miring dan bangunannya retak-retak. Warga yang tinggal di lokasi berjumlah 51 jiwa.

Menurut Tatang, retakan tanah mulai dirasakan warga sejak minggu pagi. "Kira-kira turunya dua sentimeter saat minggu. lalu senin pagi sekitar 10 sentimeter. Dan tadipun retakan sudah bertambah hingga ambles," kata Tatang.

Tanah ambles terjadi di RT 2 RW 9, Kampung Legok Hayam, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Selasa (23/3/2010). Panjang retakan saat ini sudah mencapai ratusan meter. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.