Tubuh Terpotong-potong Digilas Kereta Api

Tubuh Terpotong-potong Digilas Kereta Api, Warga yang bermukim di pinggiran rel kereta api tepatnya di Jalan Kalianda simpang Jalan Thamrin Medan, Jumat (12/3) pukul 13.00 WIB, sontak heboh. Pasalnya, seorang warganya bernama Untu Mauli Situmorang (61), ditemukan terpotong-potong setelah digilas kereta api.

Keterangan istri Untu, Kemeriah br Aritonang (65) menyebutkan sekira pukul 13.30 WIB, suaminya keluar dari rumah dan bermaksud hendak membeli rokok untuk dijual di warung di rumahnya.
“Suami saya baru saja keluar dari rumah mau membeli rokok. Tiba-tiba aku dilapori tetangga bahwa suami ku tewas ditabrak kereta api,” kata Kemeriah berlinang air mata.

Baru beberapa meter berjalan di tengah rel kereta api, tiba-tiba muncul kereta api jurusan Medan-Batang Kuis. Untu yang menderita penyakit telinga (kurang pendengaran, Red) tak mendengar klakson kereta api. Untu pun tergilas kereta api dan terseret 50 meter dari depan rumahnya. Akibatnya, tubuh Untu terpotong-potong menjadi empat bagian. Bagian badan dan kaki tercecer di depan perlintasan Jalan Thamrin, sedangkan bagian kepala di depan Stasiun Pembantu di Jalan Thamrin Medan. Petugas Satlantas Poltabes Medan yang tiba di lokasi kejadian segera mengevakuasi mayat tersebut ke RSU dr Pirngadi Medan.

Jenazah Untuk tiba di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan sekira pukul 14.20 WIB dibawa dengan mobil ambulans. Jenazah Untu dibungkus dalam plastik. Wajahnya sudah tak bisa dikenali.

Anak Untu, Monika Situmorang yang mendengar ayahnya meninggal langsung pulang dari tempat kerjanya. Monika menangis histeris sepanjang rel menuju rumahnya. Para tetangga korban juga langsung berdatangan dan membantu keluarga korban untuk membereskan rumahnya menunggu jenazah tiba dari RS Pringadi Medan.
”Mana bapak Mak, kenapa bapak aku pergi. Apa salah bapak sehingga harus meninggal,” ujar Monika sambil memeluk ibunya.

Warga yang berada di lokasi sebenarnya sudah menjerit memperingatkan kepada Untu Mauli Situmorang agar menjauh dari rel karena kereta api mau melintas. Namun korban tidak mendengarnya. Akibatnya korban tertabrak kereta api.
“Bapak Situmorang memang warga sekitar rel kereta api, rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Dia punya penyakit kurang pendengaran,” kata Leo, warga sekitar.

Penjaga pintu neng nong PT KAI Jalan Thamrin, Syafruddin mengaku saat kejadian korban terlihat berjalan di tengah rel kereta api. Bersamaan itu pula muncul kereta api barang. “Sudah berkali-kali dibunyikan suara peringatan oleh masinis, namun korban tak mendengarnya. Ternyata, korban menderita kurang pendengaran,” jelas Syafruddin. Dijelaskan Syafruddin, tubuh korban terseret sejauh 50 meter dan terpotong-potong menjadi empat bagian. “Darahnya tercecer-cecer hingga ke pinggir jalan raya,” ujar Syafruddin