Tuduhan Miring Allan Nairn Wartawan Amerika pada Kopassus

Tuduhan Miring Wartawan Amerika pada Kopassus, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) dan pemerintah diminta ekstra hati-hati dalam menyikapi tulisan jurnalis Amerika Serikat Allan Nairn, yang menuduh keterlibatan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dalam pembunuhan delapan aktivis Partai Aceh sepanjang masa pemilihan umum (Pemilu) 2009 lalu.

Akan jauh lebih baik jika TNI dan pemerintah dengan tegas dan resmi menyangkal tuduhan itu dan tidak lagi mengeluarkan tanggapan, yang malah terkesan menggantung, Seperti diwartakan sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar (Kapuspen Mabes) TNI Marsda Sagom Tamboen menilai tulisan Allan dalam blog-nya itu tidak lebih dari sekadar isapan jempol belaka, sepanjang tuduhan tidak bisa dilengkapi dengan bukti-bukti.

"Tuduhan itu sangat serius. Seharusnya TNI jika ingin membantah, bantah lah dengan tegas dan kalau perlu buat pernyataan pers resmi sekaligus hak jawab. Jangan melontarkan bantahan yang menggantung, seperti menyebut tuduhan itu tidak benar sepanjang tidak bisa dibuktikan," ujar Jaleswari.

Jaleswari mengaku menyayangkan dalam tulisannya Allan seolah menafikkan banyak hal penting, seperti pencapaian dari proses reformasi internal TNI yang telah berjalan selama 12 tahun belakangan ini serta kondisi politik dan keamanan semasa proses pemilu di Aceh, dalam tulisannya itu.

Namun begitu, pemerintah dan TNI diminta tidak terlalu reaktif walau memang ada kemungkinan ketidakakuratan tulisan tersebut. Kelemahan tulisan Allan, tambah Jaleswari, dia hanya mendapat bukti dari hasil wawancara dan mencoba menghubungkan satu peristiwa dengan yang lain.

Padahal dalam konteks 2005-2009, konflik di Aceh memungkinkan ada banyak pemain dengan kepentingan politik yang berbeda-beda. Fakta-fakta itu lah yang diyakini Jaleswari belum terekam dengan baik oleh Allan.

"Hal itu apalagi mengingat reputasi Allan yang dalam liputannya saat peristiwa Dili, Timor Timur (sekarang Timor Leste) mampu mempengaruhi sikap parlemen AS untuk menghentikan bantuan kerjasama militer negara adidaya itu. Perlu juga diingat, Allan bukan wartawan 'koran kuning' atau tabloid gosip. Dia punya reputasi internasional dan sangat berpengalaman meliput wilayah konflik di beberapa negara termasuk di Indonesia. Kalau reaksi defensif dan berlebihan, ya malah rugi," ujar Jaleswari.

Allan Nairn, wartawan asal Amerika Serikat, dalam blognya tertanggal 21 Maret 2010 menuliskan tulisan dengan judul "Breaking News: Indonesian Army, Kopassus, Implicated in New Assassinations. Forces Chosen by Obama for Renewed US Aid Ran `09 Activist Murders".

Allan sebelumnya dikenal dengan laporan tentang Peristiwa Dili, Timor Timur (sekarang Timor Leste), yang berdampak pada pemutusan bantuan AS kepada TNI tahun 1993.

Dalam laporannya, Allan mengutip pernyataan sejumlah pihak dari aparat pemerintah, kepolisian, istri korban pembunuhan, dan pejabat Kopassus yang, menurut dia, terlibat dalam kasus pembunuhan itu.

Allan menyebutkan, sejumlah pembunuhan berlatar belakang politik terhadap sejumlah anggota Partai Aceh itu diketahui dan diperintahkan oleh "otoritas petinggi" di Jakarta. Ia menyebutkan, sedikitnya delapan aktivis Partai Aceh dibunuh

Baca Tulisan Wartawan Amerika Serikat Allan Nairn