Cara Mengatasi Polusi Udara dengan Tanaman

Cara Mengatasi Polusi Udara dengan Tanaman Beberapa tanaman memiliki kemampuan secara drastis untuk mengurangi tingkat polusi dalam ruangan, demikian menurut penelitian baru yang dilakukan oleh Universitas Georgia. Para peneliti menunjukkan bahwa jenis tanaman tertentu dapat secara efektif mengurangi kontaminasi yang dibawa udara, termasuk senyawa organik berbahaya yang mudah menguap (volatile organic compound/VOC). Dengan penelitian ini disarankan untuk segera menggunakan tanaman di lingkungan rumah dan kantor untuk tujuan tersebut.

Dari 28 tanaman yang diuji, para peneliti mengidentifikasi lima “ornamen super” – yaitu tanaman-tanaman yang memiliki tingkat pengurangan kontaminasi tertinggi, sebuah proses yang dinamakan sebagai phytoremediation. Tanaman-tanaman tersebut diantaranya adalah

Daun selandang darah (Hemigraphis alternataa),
Daun Ivi (Hedera Helix), beragam tanaman Hoya (Hoya cornosa),
Asparaga (Asparagus densiflorus) dan the tanaman palida (Tradescantia pallida).

Diletakkan di gelas, container kedap gas, dan terekspos ke VOC yang berasal dari alat-alat rumah tangga, termasuk benzene, toluene, octane, alpha-pinene dan TCE. Penelitian ini dibiayai oleh Stasiun Penelitian Agrikultural UGA, dan dipublikasikan pada bulan Agustus 2009 dalam majalah HortScience.

“Ide bahwa tanaman dapat mengatasi senyawa yang mudah menguap, tidak begitu mengejutkan sebagaimana dengan kualitas udara jelek yang kita ukur dalam beberapa rumah yang kami jadikan penelitian,” kata Stanley Kays, peneliti hortikultura UGA dan juga salah satu penulis dari penelitian tersebut. “Secara tak disangka kami menemukan bahwa tingkat benzene yang tinggi dan juga banyak zat kontaminasi lainnya dapat mempengaruhi kesehatan orang.”

Nyatanya, polusi udara dalam ruangan yang berbahaya dapat menimbulkan penyakit yang serius, termasuk asma, kanker, permasalahan reproduksi dan saraf – dan lebih dari 1,6 juta kematian dalam setahun, demikian menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002. VOC yang dipancarkan dari perabotan, karpet, plastic, produk pencuci, materi bangunan seperti drywall, cat, bahan pelarut, bahan pelekat. Bahkan keran air dapat menjadi sumber VOC. Udara di dalam rumah dan kantor sering kali adalah sumber konsentrat dari polusi, dan dalam beberapa kasus tingkat polusi dalam ruangan adalah 100 kali lebih tinggi dibandingkan dalam ruangan, demikian menurut penelitian.

Mengapa beberapa tumbuhan sangat efektif untuk mengatasi polusi—sedangkan tanaman lainnya tidak—masih menjadi sebuah misteri.”Ini adalah salah satu hal yang akan kami terus pelajari,” kata Kays.”Kami juga ingin menentukan spesies dan jumlah tanaman yang diperlukan dalam sebuah rumah dan kantor untuk menetralisir masalah kontaminasi.”

Kays, DS Yang dan SV Pennisi dari UGA berkolaborasi dengan peneliti dari Universitas Konkuk di Seoul dan di Insitute Penelitian Horticultural Nasional di Suwon, Korea, “dimana para ilmuwan secara substansial lebih maju dibandingkan dengan kami dalam hal penelitian Phytoremediation,” kata Kays. “Rekan saya, Kwang Jin Kim, telah mengevaluasi kemampuan 86 spesies untuk menghilangkan formaldehyde dari lingkungan dalam ruangan.”

Tidak semua VOC adalah racun, dan tanaman juga mengeluarkan VOC, meski sebagian tidaklah berbahaya, atau setidaknya berada dalam ambang batas normal. Tetapi Kays mengatakan bahwa kurangnya informasi mengenai tingkat racun bahan kimia – dan metode yang berkemampuan untuk mengukur kualitas udara dalam ruangan – mempersulit untuk menilai keberadaan dan tingkat keamanan. 50 juta bahan kimia organic dan non organic telah didaftarkan dalam sistem CAS, sebuah system yang mengidentifikasi substansi kimia sejak tahun 1957.

Kays mengatakan bahwa dengan hanya menempatkan tanaman dalam ruangan memiliki kemungkinan untuk memperbaiki kualitas udara dalam ruangan secara signifikan, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membantu para ilmuwan menyempurnakan konsep tersebut