Pembantaian anjing 4 Hari 200 Anjing Dibantai

Pembantaian anjing 4 Hari 200 Anjing Dibantai, Guna mencegah merebaknya penyakit rabies, Pemkab Manggarai menggelar operasi pembunuhan terhadap ratusan anjing. Rata-rata, dalam sehari Tim Koordinasi (Tikor) gerakan anti rabies tingkat desa dan kecamatan di Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai, membunuh 50 ekor anjing. Total, dalam operasi yang digelar empat hari, sejak Selasa (9/2) hingga kemarin, (12/2) sedikitnya 200 ekor anjing dibunuh oleh petugas di Desa Nenu dan Desa Pagal. Operasi akan dilanjutkan hingga tuntas.

Kepala Dinas Peternakan Manggarai, Yosef Mantara mengatakan, wilayah Kabupaten Manggarai memang sudah dinyatakan endemik rabies sehingga sangat perlu untuk mengaktifkan kembali gerakan anti rabies. Dikatakan Yosef, saat ini populasi HPR di Kabupaten Manggarai berjumlah sekira 13.000 ekor. Jumlah tersebut yang berhasil didata sebab masih ada anjing yang belum didata.


"Saya meminta masyarakat untuk secara aktif melakukan penertiban dari dalam diri sendiri. Semua anjing harus dikandangkan atau diikat sehingga tidak berkeliaran," ujarnya kepada Timor Express.

Yosef menjelaskan, pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi dengan semua camat untuk membahas rencana melakukan penertiban hewam penular rabies tersebut. Ia mengatakan, ada ada beberapa kecamatan sudah mulai menjalankan operasi. "Tetapi tentunya operasi tetap mengacuh pada Perda Nomor 6/2004 sehingga tidak merugikan siapa-siapa," katanya.

Camat Cibal, Maksi Gandur, mengakui wilayah kecamatan Cibal sudah masuk kategori positif rabies. Sudah ada warga yang meninggal dunia setelah digigit anjing dan dinyatakan terkena virus rabies sehingga tidak ada alasan bagi warga untuk memelihara hewan penular rabies tersebut. "Sudah ada warga yang mati karena terkena rabies, ini membuktikan semua anjing di wilayah Cibal dipastikan positif rabies. Karena itu, selama beberapa hari ke depan akan diadakan eliminasi total hewan penular rabies," katanya.

Dia menegaskan, operasi yang melibatkan tikor tingkat desa dan kecamatan serta masyarkat dilakukan mulai Selasa (9/2) lalu dan terus berlanjut hingga ke semua desa. Desa yang sudah dilakukan yakni Desa Nenu dan Pagal. Sedikitnya 200 ekor anjing telah dibunuh dalam operasi tersebut. Semua anjing baik yang diikat atau dikandangkan maupun yang dilepas berkeliaran dieliminasi secara total.

"Kita eliminasi total dan dibersihkan betul, semua anjing dibunuh karena memang sudah positif rabies apalagi warga yang mati berasal dari Desa Nenu," jelasnya. Populasi HPR di dua desa itu memang tidak terlalu banyak, yakni sekira 250-an ekor dan operasi akan dilanjutkan terus sampai tuntas.