Uruguay melanjutkan keperkasaannya atas Korea Selatan (Korsel). Skuad asuhan Oscar Washington Tabarez itu menang 2-1 (1-0) atas Korsel pada babak 16 besar Piala Dunia 2010 di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, tadi malam WIB. Sebelumnya, kedua tim pernah lima kali bertanding. Hasilnya, Uruguay tak pernah kalah. Mereka menang empat kali dan sekali meraih hasil seri. Kali terakhir bersua pada 24 Maret 2010 di Seoul pada laga uji coba, Uruguay menang 2-0.
Dengan kemenangan tadi malam, Uruguay berhak melaju ke perempat final dan tinggal menanti lawan antara Amerika Serikat (AS) atau Ghana yang dini hari tadi melakoni laga babak 16 besar. Itu merupakan torehan terbaik Uruguay sejak 40 tahun lalu.
Ya, jawara Piala Dunia 1930 dan 1950 tersebut mengalami kemerosotan prestasi dalam empat dekade terakhir. Setelah menembus semifinal pada Piala Dunia 1970, prestasi terbaik Uruguay hanya bermain pada babak 16 besar di Piala Dunia 1986 dan 1990.
Bahkan, dalam durasi empat dekade terakhir, lima kali tim berjuluk La Celeste atau biru langit itu gagal bermain di Piala Dunia. Kali terakhir tampil di Piala Dunia, yakni Piala Dunia 2002, Uruguay tersingkir pada penyisihan grup.
Pada Piala Dunia 2010, semula Uruguay tak masuk hitungan untuk melaju ke babak 16 besar. Meksiko dan Prancis lebih dijagokan di grup A, selain menanti kejutan tuan rumah Afsel. Ternyata, Uruguay bisa membalikkan prediksi.
Tidak hanya lolos, Uruguay berstatus juara grup A. Mereka meraih tiket ke babak 16 besar tanpa menelan kekalahan. Bahkan, kiper Uruguay Fernando Muslera tidak pernah memungut bola dari jala gawangnya alias clean sheet.
Meski begitu, tidak mudah bagi Uruguay untuk melewati hadangan Korsel pada laga babak 16 besar tadi malam. Mereka harus melalui pertandingan yang ketat. Bahkan, pada babak kedua, Uruguay lebih banyak tertekan oleh derasnya serangan Park Ji-sung dkk.
Uruguay unggul atas Korsel melalui gol pada awal pertandingan. Pada menit kedelapan, striker Uruguay Luis Suarez membobol gawang Korsel. Gol itu bermula dari kesalahpahaman kiper Korsel Jung Sung-Ryong dan pemain belakang dalam mengantisipasi umpan silang Diego Forlan.
Sejatinya, sebelum gol Uruguay tersebut, skuad berjuluk Kesatria Taeguk itu punya peluang emas mencetak gol melalui tendangan bebas Park Chu-Yong pada menit keempat. Sayang, sepakan striker AS Monaco itu membentur tiang gawang.
Setelah unggul satu gol, pada awal babak kedua, Uruguay cenderung bermain bertahan. Akibatnya, Korsel mampu mendominasi penguasaan bola dan sempat menyamakan kedudukan pada menit ke-68 lewat tandukan Lee Chung-Young.
Setelah skor seri 1-1, Uruguay kembali berinisiatif menyerang. Laga pun kembali seru. Kedua kesebelasan bertukar serangan. Hasilnya, Suarez kembali menunjukkan ketajamannya dengan sepakan yang berbuah gol pada menit ke-81.
Meski laga tinggal menyisakan sembilan menit waktu normal, Korsel tidak menyerah. Bahkan, tendangan keras Park Ji-sung dari dalam area penalti nyaris membobol gawang Uruguay. Tapi, bola masih membentur tubuh kiper Muslera.
Bagi Korsel, kekalahan itu menggagalkan ambisi mereka menapaki prestasi pada Piala Dunia 2002. Saat itu, Korsel menjadi tuan rumah bersama Jepang. Mereka mampu melaju hingga semifinal sebelum akhirnya takluk di kaki Jerman 0-1.
Namun, bagaimanapun, capaian tersebut merupakan prestasi terbaik Korsel dalam pesta sepak bola terakbar sejagat itu di luar negara mereka. Mereka berhasil menembus babak 16 besar. Itu tercapai setelah mereka menjadi runner-up grup B.
Kekalahan Korsel membuat Jepang menjadi satu-satunya wakil Asia yang belum pulang dari Piala Dunia 2010. Jepang belum melakoni laga di babak 16 besar. Mereka akan berhadapan dengan Paraguay pada 29 Juni lusa di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria.