Tugas Pemerintah agar Internet di Indonesia Sehat : Ada tiga hal baik yang dapat dan sepatutnya dilakukan pemerintah untuk mengatasi dampak dan maraknya konten negatif di Internet. Itu agar terwujud Internet Sehat di Indonesia. Pertama, meningkatkan tumbuhnya konten lokal yang sehat.
Kedua, mendorong tersedianya akses Internet jalur sehat bagi keluarga. Terakhir, melakukan edukasi sejak dini tentang self-censorship ala Internet Sehat kepada anak, keluarga dan pengguna Internet pemula. Berikut penjelasan ketiganya.
Pertama, secara bertahap tumbuhnya konten lokal yang sehat akan dapat mengimbangi, menekan dan bahkan meminimalisasi dampak dan keberadaan konten negatif yang ada di Internet. Dengan semakin meningkatnya jumlah, mutu dan keragagaman konten lokal di Indonesia, maka pengguna Internet dalam negeri akan dapat didorong untuk dapat mengakses dan menikmati konten situs lokal.
Tentu saja, selain untuk ber-Internet Sehat, upaya ini akan dapat menghemat biaya bandwidth ke luar negeri dan untuk menghindari beragam hal negatif yang kerap mendompleng situs luar negeri, seperti trojan, virus, spyware hingga pornografi. Salah satu program yang dapat dicontoh dan dikembangkan untuk meningkatkan minat menghasilkan konten lokal adalah Internet Sehat Blog Award.
Kedua, pemerintah ada baiknya meggiatkan industri dalam negeri yang dapat mendukung program penyehatan Internet bagi keluarga dan sekolah. Berikut ini adalah beberapa produk atau layanan dari Internet Service Provider (ISP) yang sejalan dengan semangat Internet Sehat:
1. iControl Internet Sehat Aman dari CBN (Layanan ISP)
2. Mobi Internet Sehat dari Mobile-8 (Layanan ISP)
3. FastNet Kids dari First Media (Layanan ISP)
4. Internet Safe dari Indosat-M2 (Layanan ISP)
5. Fitur Internet Sehat dari TelkomNet Instan (Layanan ISP)
Kelima contoh ISP di atas adalah salah satu bentuk tanggungjawab para pelaku industri Internet di tanah air untuk memberikan akses Internet jalur sehat yang dapat digunakan oleh keluarga.
Dari pada energi pemerintah dilakukan untuk memaksa ISP melakukan pemblokiran (dengan konsekuensi izin ISP dicabut jika tidak patuh), maka akan lebih jitu dan bermanfaat jika pemerintah meminta kepada Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) agar lebih banyak ISP yang dapat memberikan alternatif jalur Internet yang sehat seperti telah dilakukan oleh kelima ISP di atas.
Banyak contoh kasus bahwa penyensoran, penyaringan ataupun pemblokiran akan cenderung tidak efektif karena teknologi dilawan dengan teknologi. Selain itu, penyensoran justru akan meningkatkan rasa penasaran orang
Sekali lagi, jalan alternatif terbaik jika memang semangatnya ingin melindungi anak/murid dan keluarga/sekolah adalah dengan penyediaan akses Internet yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
Ketiga, memberikan pemahaman tentang ber-Internet yang Sehat kepada anak-anak sedini dan seintensif mungkin sejak usia SD hingga SMP, akan memberikan bantuan kekebalan (imunitas) bagi mereka saat mereka menggunakan Internet dan kelak nanti mereka di usia produktif.
Dengan kombinasi “vaksinasi” semisal ilmu agama, budi pekerti, etika hingga Internet Sehat, ini akan menjadi proteksi diri berbentuk self-censorship ala Internet Sehat yang jauh lebih efektif melindungi anak-anak dan generasi muda dari dampak konten negatif di Internet ketimbang melakukan upaya penyensoran, penyaringan ataupun pemblokiran.
Alangkah indahnya jika materi tentang Internet Sehat dapat diajarkan sejak dini di sekolah-sekolah dan masuk menjadi bagian dari kurikulum standar. Pun diharapkan para ISP bisa menyediakan dan mendistribusikan informasi tentang Internet Sehat bagi pelanggan/pengguna layanannya, baik yang baru mendaftar ataupun yang sudah lama.
Distribusi tersebut bisa dalam bentuk website, e-mail, buku saku (hardcopy), e-book ataupun link (tautan) ke informasi tentang Internet Sehat. Silakan download materi Internet Sehat dalam versi digital (e-book) dan bebas untuk digandakan serta didistribusikan seluas-luasnya. (referensi: Donny B.U./Internet Sehat)