Asal Suku Bangsa Asia merupakan hasil Studi besar yang memetakan genetik populasi bangsa Asia menghasilkan data genom yang fundamental dalam pemahaman asal usul bangsa Asia. Salah satunya, pola migrasi manusia ke Asia yang melahirkan berbagai suku bangsa.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Dr Sangkot Marzuki dalam jumpa pers terkait dengan sosialisasi hasil penelitian itu mengatakan, untuk pertama kalinya lebih dari 90 ilmuwan dari Konsorsium Pan-Asian SNP (Single Nucleotide Polymorphisms) yang dinaungi oleh Human Genome Organisation (Hugo) mengadakan studi lebih luas mencakup 73 populasi di Asia Tenggara dan Asia Timur. Sepuluh negara Asia yang terlibat ialah Jepang, Korea, China, Taiwan, Singapura, Thailand, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan India.
Studi tersebut menggunakan sekitar 2.000 sampel dengan 50.000 marka (titik data) per sampel dari 73 populasi di Asia. Penelitian yang dilakukan konsorsium itu didasari pada keinginan melihat detail melalui model urutan sekuen deoxyribonucleic acid (DNA). Hasil studi itu telah diterbitkan dalam artikel majalah Science. Sebelumnya ada studi-studi yang mirip, tetapi populasinya relatif minim.
Sangkot mengatakan, dari penelitian itu antara lain terungkap pola migrasi ”nenek moyang” bangsa Asia.Studi itu menunjukkan, pada masa lalu terdapat satu jalur utama migrasi manusia ke Asia, yakni melalui Asia Tenggara. Ia melanjutkan, setelah keluar dari Afrika 150.000-200.000 tahun lalu, mereka singgah di Asia Tenggara sekitar 60.000 tahun lalu, kemudian menyebar ke berbagai kawasan di Asia.
”Asia Tenggara merupakan lokasi bersama nenek moyang bangsa Asia,” lanjutnya. Itu menunjukkan, Asia Tenggara sumber geografis utama dari populasi Asia Timur dan Asia Utara.
Sangkot mengatakan, data geografis, bahasa, dan genetik memperjelas perlunya stratifikasi genetik dalam melaksanakan studi genetik dan farmakogenomik di Benua Asia.
Kesehatan
Sangkot menambahkan, pemetaan itu sangat penting terkait dengan hubungan antara pola migrasi, genetik, dan penyakit. Untuk negara kepulauan seperti Indonesia, dengan lebih dari 500 etnik, data tersebut sangat mendasar dalam pendekatan kesehatan masyarakat dan penelitian distribusi penyakit.
Distribusi penyakit berhubungan dengan distribusi penduduk dan genetik. Data dasar itu dapat digunakan untuk pencarian penyakit dan kecenderungan-kecenderungannya terkait dengan genetik. Selama migrasi manusia, terjadi perubahan dalam tubuh seiring dengan perubahan pola makan, kondisi lingkungan, dan aktivitas.
Data fundamental tersebut juga sangat berguna dalam penelitian farmakogenetik. Terdapat kemungkinan obat bekerja dengan cara yang berbeda pada populasi yang berbeda