Manusia Tercepat di ASEAN

Manusia Tercepat di ASEAN ,dalam Perburuan medali emas dari cabang olahraga (cabor) atletik SEA Games XXV/2009 Laos mulai digeber kemarin (13/12). Sprinter Suryo Agung Wibowo menjadi atlet pertama yang menyumbangkan emas untuk kontingen Indonesia. Dia menjadi yang terbaik di nomor lari 100 meter di Main Stadium National Sports Complex.
Dalam lomba itu, Suryo membukukan waktu 10,17 detik. Tidak hanya berbuah emas. Catatan itu memecahkan rekor SEA Games atas namanya sendiri yang dibukukan dua tahun lalu dengan 10,32 detik. Bahkan, catatan Suryo tersebut memecahkan rekornas Mardi Lestari yang sudah bertahan 20 tahun dengan 10,20 detik. Tak pelak, sukses kemarin mempertegas predikat Suryo sebagai manusia tercepat di Asia Tenggara.

Perburuan medali dari atletik akan berlanjut hari ini. Menurut pelatih atletik Indonesia, Pikouli, wakil Merah Putih berpeluang di nomor final 5.000 meter atas nama riyaningsih. Kemudian lempar cakram atas nama Dwi Ratnawati dan nomor lompat jangkit ata nama Maria N. Londa. ’’Persaingan masih ramai. Namun, kami akan berjuang keras untuk mempersembahkannya,’’ tandas Pikouli.

Selain atletik, balap sepeda juga menyumbang satu medali emas untuk kontingen Indonesia. Itu emas ketiga balap sepeda dari enam emas yang ditargetkan. Medali emas kemarin diraih Ryan Ariehaan Hilmant melalui nomor individual time trial (ITT) 50 km. Ryan mencatat waktu 48,4 km per jam. Tonton Susanto yang juga diturunkan dalam nomor tersebut meraih medali perak. Sedangkan Nurhayati gagal. Dia kalah dari pembalap Thailand. Satu medali emas lainnya disumbangkan tim pria bulu tangkis Indonesia yang di final mengalahkan Malaysia dengan skor 3-1.

Perolehan medali yang seret itu membuat kontingen Merah Putih masih terpaku di peringkat kelima. Bahkan, defisit Indonesia dengan Malaysia yang menduduki peringkat keempat semakin lebar. Indonesia tertinggal empat medali emas dari Malaysia. Sedangkan dari Singapura yang berada di urutan ketiga, Indonesia tertinggal tujuh emas.
Angkat besi yang mengakhiri lomba kemarin juga gagal menambah emas. Novi Yanti yang turun di kelas +69 kg hanya merebut perunggu. Sedangkan rekannya, Bayu Apriliawan, yang turun di kelas +94 kg bahkan gagal merebut merebut medali.
Bayu harus menghentikan lomba karena tangan kanannya terkilir ketika melakukan angkatan snatch 156 kg. Selain angkatannya gagal, lifter asal Lampung ini tidak mampu melanjutkan angkatan clean & jerk. Padahal, di snatch dia sudah berada di posisi kedua.
’’Dia sudah mencoba mengangkat yang paling rendah 175 kg, tapi tidak bisa. Tangannya kembali sakit, jadi berhenti,’’ kata Dirdja Wihardja, pelatih angkat besi Indonesia.