Polisi Cuma Bilang Sorry

Polisi Cuma Bilang Sorry, entah apa yang menyebabkan kepolisian berlaku sewenang - wenang terhadap masyarakat, sehingga kepolisisan ibarat super power di bangsa ini, mendengar kata polisi masyarakat sudah pasti terlintas di pikiran kita hal-hal yang kotor atau negatif, entah apa yang menyebabkan masyarakat alergi terhadap kepolisian, ketika masyarakat salah pihak kepolisian berlaku sewenang-sewenang hal ini terjadi pada sejarawan Universitas Indonesia sekaligus Direktur Penerbit Komunitas Bambu menjadi korban salah tangkap polisi. Dikira komplotan pelaku kriminal, ia dianiaya polisi berpakaian preman hingga babak belur.


seperti di lansir media VIVAnews ; Penganiayaan terjadi pada Sabtu malam, 5 Desember 2009, sekitar pukul 11.45. Kala itu, ia sedang berjalan kaki mencari ojek di sekitar Depok Town Square (Detos).

Sebanyak empat polisi berpakaian preman tiba-tiba meringkusnya dan menodongkan senjata api. Ia diseret, dipukuli, dan ditendang."Saya spontan melawan karena saya pikir saya jadi korban kejahatan karena kantor saya digrepe-grepe, saya tak tahu mereka polisi," ujarnya.

Semakin ia meronta dan berteriak, empat polisi itu semakin bersemangat menganiayanya. Penganiayaan berlangsung sekitar 15 menit, hingga mobil patroli datang dan membawanya ke kantor Kepolisian Sektor Beji.

Di kantor polisi, Rizal menjalani pemeriksaan. Namun, ia segera dibebaskan setelah polisi tak berhasil menemukan dugaan tindak kriminal yang dilakukan Rizal. Keluar dari kantor polisi, Rizal langsung menuju Rumah Sakit Mitra Depok untuk visum. "Bibir atas saya pecah, gumpalan darah membeku di hidung, telinga mendengung, rahang dibuka lebar sakit dan dua benjolan di kepala," katanya.

ini sudah jelas pihak kepolisian bersalah lantas pihak kepolisian hanya bilang "Kapolsek cuma bilang sorry, dan bilang makanya kalau diringkus jangan melawan," kata Rizal,

Kalau memang pihak kepolisian ingin menegakkan Supremasi hukum kenapa rizal sampai babak Belur ?