Faith Sapp Anak SD Lecehkan Islam

Faith Sapp Anak SD Lecehkan Islam Merupakan, siswi kelas 5 berusia 10 tahun di SD Talbot, Senin (24/8) lalu, dikirim pulang oleh pihak sekolah atas pelanggaran terhadap aturan berpakaian distrik sekolah ketika mereka menolak untuk mengganti kausnya atau menutupi pernyataan anti Muslim yang tercetak di pakaian mereka itu.

Juru bicara dewan sekolah, Jackie Johnson, menegaskan pakaian yang dikenakan oleh Faith bertentangan dengan aturan sekolah. Aturan berpakaian di sekolah mengharuskan seluruh siswa untuk mengenakan pakaian yang tidak menyinggung sentimen terhadap golongan tertentu dan harus sesuai dengan kepatutan sekolah.


Pihak sekolah memanggil orangtua Faith dan memberikan pilihan untuk membawa pakaian lain yang layak sebagai ganti pakaian yang sedang dikenakan anaknya atau membawa anaknya pulang. Namun sang orangtua lebih memilih untuk membawa anaknya pulang.

Dewan sekolah mengatakan Faith tidak akan diskor atau dikeluarkan dari sekolah dan ia bisa kembali bersekolah pada hari Selasa besoknya, namun dia harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan sekolah.

Sementara itu, kakak Faith Sapp, Emily Sapp, 15, adalah murid yang dikirim pulang dari SMA Gainesville pada Selasa (25/8), kemarin. Baik Faith maupun Emily mengatakan bahwa mengenakan kaus tersebut ke sekolah adalah keputusan mereka sendiri, bukan perintah dari orangtua mereka, dengan tujuan mempromosikan keyakinan Kristen yang mereka anut.

Di bagian belakang kaus itu tertulis "Islam Is Of The Devil" (Islam berasal dari setan), sementara di bagian depan terdapat salinan sebaris ayat dari Injil Yohanes, "Yesus menjawab, sayalah jalan dan kebenaran dan kehidupan; tidak ada yang dapat menghadap Bapa kecuali melalui saya," dan pernyataan, "Saya sependapat dengan Dove Outreach Center."

Emily Sapp mengatakan pernyataan "Islam Is Of The Devil" ditujukan pada agamanya, bukan penganutnya. "Tidak ada masalah dengan orang-orangnya," ujarnya. "Orang adalah orang. Mereka bisa diselamatkan seperti yang lainnya."

Ayah mereka, Wayne Sapp, adalah seorang pendeta dari gereja Dove Outreach Center. Wayne yang mengenakan kaus serupa mengatakan tak terkejut dengan respons yang diterima kedua anaknya.

Dove Outreach Center adalah sebuah gereja di wilayah barat laut kota Gainesville Amerika Serikat, yang Juli lalu menuai aksi protes masa karena telah memasang papan tanda di depan gereja dengan tulisan berwarna merah "Islam Is Of The Devil". Pihak gereja mengakui hal itu sebagai bagian dari ungkapan ke-'rejilius'-an dari kepercayaan jemaat gereja tersebut. Papan yang berisi tulisan yang menghina Islam itu, mereka anggap sebagai pesan dari sebuah tindakan yang luar biasa atas nama cinta.

"Ungkapan ini bagian dari cara kami mengatakan bahwa hanya ada satu jalan, dan tentunya itu adalah jalan kekristenan. Hal ini memberikan penjelasan kepada masyarakat, bagaimana jalan yang benar dan jalan yang benar adalah Yesus dan hanya Yesus," kata pendeta senior Terry Jones.

"Kami rasa papan tanda yang ada di depan gereja kami adalah sebuah tindakan untuk memberikan masyarakat kesempatan untuk memilih," tambahnya. Mengomentari masalah kaos Sapp bersaudara, Jones mengatakan, menyebarkan pesan-pesan gereja “lebih penting daripada pendidikan itu sendiri.”

Jones, mengatakan tidak ada perusahaan lokal yang berani mencetak kaus-kaus itu. Kemudian mereka memesan kaus itu lewat internet dari sebuah perusahaan yang membolehkan seseorang mendesain sendiri kausnya. Saeed R. Khan, presiden Asosiasi Muslim Florida Utara Pusat, mengatakan pesan anti Islam itu tidak dapat diterima ketika “sekolah seharusnya mengajarkan toleransi terhadap orang lain.”

“Sangat menyinggung kan?” ujar Saeed R. Khan menanggapi pesan di bagian belakang kaus itu. “Terutama di sekolah tempat kita berusaha menciptakan sebuah atmosfer di mana orang-orang harusnya saling menghormati satu sama lain dan hidup berdampingan, di mana terdapat orang-orang dari beragam etnisitas dan agama,” imbuhnya.

Semua anggota Dove yang diwawancarai mengatakan meskipun mereka tidak akan suka melihat seorang murid mengenakan kaus anti Kristen ke sekolah, mereka berpandangan murid-murid memiliki hak untuk melakukannya