Makalah Perkembangan Psikososial Laki-laki dan Perempuan

Perkembangan Laki-laki Menurut Ericson ada 8 tahap dalm kehidupan manusia yang
merupakan krisis maturasi perkembangan, dimana setiap tangga harus dilalui untuk menaiki tangga berikutnya. Bila satu tahapan tidak dilalui dengan sukses, dapat menyebabkan masalah menetap. Tetapi walaupun misalnya seseorang dapat berhasil melalui sebuah tahapan, tahapan ini sering masih harus diperbaiki kembali bila ada pengalaman baru ( Misalnya : Sakit).

Levinson (1978); mendeskripsikan perkembangan laki-laki dan menemukan adanya priode krisis seperti krisis setengah baya. Pada tahap ini laki-laki mulai mempertimbangkan tentang kehidupan akhir (kematian), bagaimana mencari seseorang sebagai topangan dan bukannya berdiri sendiri. Hal ini merupakan cara mencapai sesuatu di luar kemampuan.

Perkembangan Wanita
Perkembangan seksualitas wanita dijelaskan melalui dua model terpisah. Wanita akan lebih perduli pada emosi dan perasaannya saat melihat suatu masalah. Diluar perasaanya, wanita menyadari bahwa sesuatu penting bagi mereka, bila ada perasaan keterikatan dalam hubungan dengan orang lain.

Para ahli perkembangan psikologis, mendeskripsikan bahwa perkembangan wanita terperangkap pada konteks komitmen yang di buat dengan seseorang dengan berbagai tingkat. Seperti : mengasuh anak, mengatur rumah dan bertanggung jawab, tetapi tidak mandiri dalam setiap tindakan.

Model ini di bentuk oleh dua panah, satu panah mewakili konteks komitmen dimana wanita berkembang. Komitmen ini meningkat selama kehidupan wanita. Panah yang lebih panjang berasal dari dasar model, yang mewakili perasaan generatifitas (keperdulian akan generasi yang akan datang). Hal ini dirasakan sejak masa kanak-kanak dan di ekspresikan melalui praktek membesarkan dan merawat anak.

Sebaliknya laki-laki tidak terlalu perduli dengan perasaan generatifitas. Berlawanan dengan tahapan tajam erikson; model female menunjukan krisis perkembangan tumpang tindih dan berbentuk lingkaran. Struktur ini menunjukan bahwa wanita dapat berfokus pada lebih dari satu krisis pada saat yang sama dan dapat menampung berbagai isue yang terjadi. Siklus yang tumpang tindih menunjukan priode transisi.

Pada masa kanak-kanan, laki-laki dan wanita mempunyai pola perkembangan yang sama, yang berdasarkan perkembangan perasaan percaya dan mandiri, yang dilalui melalui tiga siklus. Siklus pertama yaitu aktif (rajin) dan identitas, menunjukan krisis pada usia 20 tahun, ketika
seorang wanita membuat suatu keputusan akan pilihan hidup, seperti :

karir, perkawinan dan keluarga atau perpaduan ketiganya. Isue yang sama muncul kembali ketika berusia 30 tahun. Siklus terakhir adalah krisis integritas, yang terjadi pada wanita dewasa separuh baya. Selama fase ini, muncullah isue tentang tujuan dan integrasi personal. Wanita menghadapi keadaan ini lebih dini, dibandingkan pada pria. Pada masa ini, anak juga mulai meninggalkan rumah, priode konsepsi telah berakhir dan mungkin saja karir yang tadinya tertunda cukup lama, dapat di mulai kembali.