Penembakan warga oleh polisi di Sumatera Selatan

Penembakan warga oleh polisi di Sumatera Selatan berawal dari Sengketa lahan antara warga Desa Rengas, Kecamatan Payaraman, kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan dengan PTPN VII, Cinta Manis berakhir dengan tindakan anarkis.
Betapa tidak, ribuan warga Desa Rengas bentrok dengan sedikitnya 70 orang dari pasukan Brimob Polda Sumsel, Jumat (4/12).

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian di rayon 6 PTPN VII, Cinta Manis Desa Rengas tersebut. Hanya, 12 warga terkena luka tembak senjata anggota Brimob. Masing-masing, Mukhlis Bin Suparman (23), Rahmad Setiawan bin Kohiri (20), Wawan Suyandi bin Haren (24), Asep bin Sarnubi (23), dan Sabili Bin Amirudi (21). Kemudian, Gunadi bin Ali (38), Suhandi bin Murot (35), Herwani Bin Hasan (46), Hasani bin Hasan (42).
Korban lain, Alhujasirin bin Kurni (35), Fauzi (20), dan Bustoni (39). Mereka umumnya luka tembak di dada, tangan, kaki, dan bahu (lihat grafis). Seluruh korban sempat dievakuasi ke Puskesmas Payaraman. Hanya, lantaran luka yang diderita cukup serius, ke-12 korban dirujuk ke RSMH Palembang.

Menurut Gufriyadi (39), warga Desa Rengas, kejadian itu berawal saat satgas perusahaan PTPN VII, Cinta Manis membongkar pondok yang dibangun warga di rayon 6, sekitar pukul 08.00, Jumat (4/12). Pembongkaran di-back-up personil Brimob.
Dua warga Desa Rengas, Wan (35) dan Rozali melihat langsung pembongkaran tersebut. Mereka lantas diamankan satgas perusahaan. Nah, berita tersebut sampai ke telinga warga Desa Rengas lain.

Tanpa dikomando, ribuan warga Desa Rengas mendatangi rayon 6. Tujuannya, minta dua warga mereka dibebaskan.
Nah, dalam perjalanan menuju rayon 6, ribuan warga tersebut berpapasan dengan dua pegawai PTPN yang diketahui bernama David Suyono (46) dan Bambang Sugiarto (49). Tanpa dikomando, warga pun menyandera keduanya di balai desa.

“Pegawai PTPN itu disandera dengan maksud untuk ditukar dengan dua warga Rengas lainnya,” ujar Gufriyadi (39), warga Desa Rengas yang dibincangi di Puskesmas Payaraman.

Usai salat Jumat, sekitar pukul 14.00, ribuan warga Desa Rengas sembari membawa dua sandera menuju rayon 6 untuk menanyakan alasan pembongkaran pondok tersebut. Bak adegan film action, tukar menukar sandera terjadi antara ribuan warga Desa Rengas yang bersenjatakan parang dan golok serta kayu dengan manajemen perusahaan yang dikawal sekitar 70 personil Brimob.
Dua warga Desa Rengas ditukar dengan dua pegawai perusahaan yang disandera warga. Kedua warga dan pegawai perusahaan sama-sama dibebaskan oleh pihak yang menyandera.

Entah siapa yang lebih dulu menyerang, tiba-tiba terjadi kontak fisik antara anggota Brimob dengan ribuan warga.
Terpisah, Humas PTPN VII Cinta Manis Sidik Pramono membenarkan bentrokam itu. “Satgas yang dikawal Brimob memang membongkar pondok yang didirikan warga. Sebab, lahan itu akan digarap,” katanya