Lidah Lava Sepanjang 700 Meter di Semeru

Lidah Lava Sepanjang 700 Meter di Semeru, Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut atau mdpl menunjukkan peningkatan selama sepekan terakhir.

"Aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat sejak 25 Februari hingga Sabtu (6/3/2010) saat ini sudah kembali normal, tetapi sewaktu-waktu bisa meningkat lagi," kata Kepala Pos Pantau Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Suparno, saat dihubungi dari Surabaya, Minggu (7/3/2010).

Menurut dia, ada lidah lava sepanjang 700 meter dari bibir kawah Semeru (Jonggring Saloko) dengan posisi hulu di Sungai Besuk Kembar. Lidah lava tersebut menjadi guguran lava pijar yang akan mengalir ke Besuk Kembar.

"Memang terjadi guguran lava pijar, tetapi dalam ukuran kecil yang meluncur hingga jarak 900 meter dari kawah Gunung Semeru," paparnya. Ia menjelaskan, sepekan ini terjadi kecenderungan peningkatan kegiatan gempa vulkanik, gempa tremor harmonik, dan adanya sinar api di kawah Jonggring Saloko yang diikuti guguran lava dari Mahameru (puncak Semeru).

"Guguran lava dari puncak Semeru mengindikasikan magma sudah berada di permukaan kawah Jonggring Saloko. Petugas pos PPGA selalu memantau perkembangan aktivitas vulkanik setiap saat," ucapnya.

Kendati demikian, Suparno mengatakan, peningkatan aktivitas vulkanik Semeru tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat di lereng gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu karena guguran lava pijar jauh dari permukiman penduduk.

"Masyarakat tidak perlu panik, tetapi harus tetap berhati-hati dan tidak melakukan aktivitas di wilayah sejauh 4 kilometer di seputar lereng tenggara kawah aktif yang menjadi jalur luncuran awan panas," ujarnya. Dengan peningkatan aktivitas vulkanik Semeru tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung tetap menyatakan bahwa status Semeru masih waspada (level II).

"Selama musim hujan, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan penambang pasir yang beraktivitas di dalam Sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Bang harus tetap waspada terhadap lahar dingin yang terjadi sewaktu-waktu," katanya.

Suparno mengemukakan, hujan deras hanya terjadi di lereng Semeru, sedangkan di puncak Semeru hujan tidak terlalu deras. Wilayah yang berpotensi terkena ancaman material vulkanik, baik awan panas maupun lahar, adalah Desa Pronojiwo, Desa Sumber Urip, dan Desa Supit Urang. Ketiga desa tersebut berada di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Dusun Rowo Baung dan Dusun Supit di Desa Pronojiwo merupakan dusun yang terdekat dengan pusat embusan asap karena lokasinya sekitar 9 km dari puncak Gunung Semeru.