Ikan Berkepala Buaya di Medan

Ikan Berkepala Buaya di Medan, Rumah Sukimin (50) di Dusun Titi Sewa Benteng Hilir, Gang Seroja, Tembung, Deliserdang, mendadak diserbu warga sekampung. Itu lantaran temuan ikan berkepala buaya dari Sungai Tembung.Warga sekitar menduga, keberadaan ikan itu penuh mistik. Apalagi Sukimin bercerita, parbetor ini mimpi 4 ekor buaya putih mengapung diam di Sungai Tembung.

Buaya-buaya itu bersusun rapi melawan arus. Tiba-tiba muncul seorang kakek berjubah putih jalan memegang tongkat memanggil pak Sukimin. “Nak, kemari. Sini dekat kakek,” ujar kakek itu dalam mimpinya.Sukimin menghampiri. Kakek itu lalu mengenalkan diri. “Nama kakek, Naga Sakti Mondroguno. Kamu jangan takut liat buaya itu, kelak nanti salah satu dari mereka ikut sama kamu,” ujar pria di mimpi itu.

Saat memandang buaya, kakek itu tiba-tiba menghilang. Sukimin pun teranjak dari tidurnya. “Besoknya (Rabu, 6/1) aku mau kerja. Tapi nggak jadi karena mesin becak rusak,” katanya.

Dari pada tak ada kerjaan, Sukimin mengisi hari-harinya dengan mencari ikan di Sungai Tembung. Alat penyetrum bertegangan kecil dibawanya. “Dari jam 9 pagi sampai hari terik, nggak ada tangkapan apa-apa,” celotehnya.

Tapi begitu tepat pukul 12 siang, ikan aneh itu terjerat setrum Sukimin. Awalnya Sukimin merasa biasa saja. Namun ia keheranan, setelah itu ikan-ikan lain menyusul terperangkap setrumnya.

Tangkapannya kali itu cukup luar biasa. “Aku nggak pernah dapat ikan sebanyak ini. Sampai 5 kg dalam sehari,” kata Sukimin yang kemudian menjual tangkapannya selain ikan aneh itu ke pasar.

“Tiba-tiba aku teringat mimpi itu karena semua hasil tangkapan ku mati karena aku bawa tanpa air selama 5 jam. Tapi ikan aneh itu tetap hidup. Makanya aku bawa pulang ikannya,” ujar Sukimin yang selanjutnya meminjam aquarium milik tetangga untuk wadah temuannya itu.

Saat pertama kali diabadikan POSMETRO MEDAN (grup Sumutcyber), ada kejanggalan terjadi pada kamera wartawan. Hasil gambarnya, ada bayangan hitam mengikuti ikan tersebut. Kejadian serupa juga terjadi saat petikan kedua. Setelah dinasihati seorang warga, pemotretan kembali dilakukan setelah lewat pamit. Percaya atau tidak, berpulang pada pembaca