Kreatifitas di Dunia Kerja

Kreatifitas di Dunia Kerja,Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara tradisional. Proses kreatifitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan. Orang-orang kreatif adalah orang-orang yang berpihak kepada perubahan. Adapun pengertian kreatifitas itu sendiri adalah:


1. Kemamampuan seseorang untuk melihat dengan sudut pandang/perspektif baru.

2. Kemampuan seseorang untuk menemukan hubungan baru.
3. Kemampuan seseorang untuk membentuk kombinasi dari suatu/beberapa obyek, konsep, atau fenomena.

Orang-orang kreatif selalu berhadapan dengan orang-orang yang tidak senang terhadap perubahan. Oleh karena itu orang-orang yang kreatif biasanya distempel sebagai orang-orang agresif, obsesif dan lain-lain, yang mungkin sewaktu-waktu bisa menimbulkan anarkis, secara pikiran, mental maupun fisik.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki orang-orang kreatif tidak akan menguntungkan secara finansial dalam jangka pendek. Hanya perusahaan visionerlah yang mampu menampung orang-orang kreatif ini bisa bekerja di dalamnya.

Indikator suatu perusahaan yang memelihara orang-orang kreatif, antara lain: Karyawan bekerja dengan nyaman dan menyenangkan tanpa tekanan, tidak ada karyawan yang bekerja secara ABS (asal bapak senang), hubungan kerja yang harmonis tanpa office politic yang mengarah kepada friksi antar kelompok kerja dan lain-lain. Jika perusahaan menginginkan adanya peningkatan kualitas kinerja, baik secara individu maupun secara organisasi, maka mau tidak mau atau suka tidak suka, harus melalui tahap ini, yaitu : membangun kreatifitas mereka.

Menurut para pakar HRD, Secara umum tahapan kreatifitas dapat dibagi dalam empat tahap: Exploring, Inventing, Choosing dan Implementing.

Exploring.
Pada tahap ini pekerja atau karyawan, mulai mampu mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada saat ini. Sekali mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, maka proses kreatifitas sudah dimulai. Hal penting yang harus diperhatikan pada saat ini adalah menciptakan iklim yang menunjang proses berpikir kreatif. Kalau tidak, maka orang-orang seperti ini biasa menjadi kritikus kelas kakap.

Inventing.
Pada tahap ini, karyawan yang sudah menemukan identitas dirinya, akan melihat atau mereview dan mencari berbagai alat, teknik dan metode atau bahasa sederhananya ‘cara’ yang telah dimiliki, yang mungkin dapat membantu dalam menghilangkan cara berpikir dan bertindak yang traditional. Pada tahap ini karyawan sudah mulai menjadi penganut aliran perubahan. the life is change, change in progress.

Choosing.
Pada tahap ini, karyawan selain sudah mengiden-tifikasi dirinya dan memilih ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan, mereka juga mampu mengubah lingkungannya. Bahayanya, kalau lingkungan kerjanya tidak mendukung aliran yang dianutnya, ia bakal memiliki profesi provokator ulung.

Implementing.
Tahap akhir karyawan atau pekerja dapat disebut kreatif adalah bagaimana membuat ide-idenya ini segera dapat diimplementasikan. Jika ide-ide ini tidak tersalurkan dengan baik, maka mereka akan menjadi kutu loncat (kenalnya waktu di kampung), alias pindah kerja dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain.

Pakar-pakar HRD itu juga menegaskan, keempat tahapan ini pasti dilalui oleh seorang kreator atau orang-orang yang disebut kreatif (orang-orang kreatif yang baca tulisan ini pasti manggut-manggut). Menurut Charles Prather, dalam bukunya Blueprint for Innovation, gaya atau model kreatifitas seseorang bersifat menetap. Prather membagi dua gaya kreatifitas:

1. Adaptive Problem Solving.
Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja, cenderung menggunakan kreatifitas untuk menyempurnakan system tempat mereka bekerja. Hal-hal yang terlihat pada orang yang memiliki gaya ini adalah mereka akan berusaha sekuat pikiran dan tindakannya untuk membuat system menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan efisien. Apa yang mereka lakukan akan dapat dilihat hasilnya secara cepat.

2. Innovative Problem Solving.
Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja cenderung untuk menantang dan mengubah sistem yang sudah ada. Mereka dapat disebut sebagai "agent of change" karena lebih memfokuskan pada penemuan sistem baru daripada menyempurnakan yang sudah ada.

Dalam suatu perusahaan mereka dapat dilihat pada bagian-bagian yang melakukan riset, penciptaan produk baru, mengantisipasi kebutuhan pelanggan tanpa diminta dan orang-orang yang menjaga kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, niat untuk membangun kreatifitas di tempat kerja lahir dari seorang pemimpin yang visoner, bukan pemimpin yang hanya memiliki kepentingan sesaat (Sumber)
Makalah mengantisipasi kebutuhan pelanggan
Makalah Membangun Kreatifitas di Dunia Kerja
Makalah peningkatan kualitas kinerja