WARGA TANGKAP HANTU CEKIK

Warga Dusun Nglengkong, Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Demak, Jateng, sukses menangkap hantu jadi-jadian berwujud anjing! Hantu itu kini dititipkan di Kantor Kecamatan Sayung, Demak, Jl Raya Semarang-Sayung, Rabu (30 - Warga Dusun Nglengkong, Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Demak, Jateng, sukses menangkap hantu jadi-jadian berwujud anjing!

Hantu itu kini dititipkan di Kantor Kecamatan Sayung, Demak, Jl Raya Semarang-Sayung, Rabu (30/9/2009). Ajing itu ditempatkan dalam sangkar besi. Belasan orang menjadikannya tontonan.




Tidak jelas betul bagaimana ikhwal penangkapan anjing berwarna coklat itu. Namun warga memercayai binatang itu sebagai penjelmaan ’hantu cekik’.
Isu hantu cekik merebak di sejumlah desa di Demak. Menurut warga hantu ini biasa muncul pada masa paceklik dan mencekik orang yang tengah kosong pikirannya.
Isu serupa pernah muncul beberapa tahun lalu. Tidak jelas awal dan akhirnya, namun akibat isu itu, warga disergap was-was yang berlebihan

Kapolres Demak, AKBP Eko Indra HS pun menurunkan satu regu dalmas dan sejumlah personel gabungan untuk membantu menjaga kondusifitas. Menurut kapolres, isu hantu cekik yang belum diketahui kebenarannya itu dikhawatirkan akan dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan dari kelengahan warga.

“Harapan kami warga tidak perlu menanggapi isu hantu cekik yang belum tentu kebenarannya ini secara berlebihan. Kami maklum akan kecemasan mereka, namun yang perlu ditekankan adalah mereka sebagai insan yang beriman Insya Allah tidak akan mempan diserang hantu apa pun jenis dan namanya,” kata Kapolres, Kamis (1/11) pagi tadi.

Sementara itu Ketua RW I Dukuh Krajan Desa Poncoharjo Slamet (60) menuturkan, teror hantu cekik setiap harinya mulai terasa pukul 21.00. Suasana mencekam tersebut biasanya akan berlangsung sekitar tujuh atau delapan jam, atau hilang dengan sendirinya saat mulai masuk waktu Shubuh sekitar pukul 04.00.

“Biasanya hantu cekik mulai datang pukul 21.00. Awalnya ada cahaya terang seperti lintang kemukus. Pada tempat terakhir cahaya itu terlihat jatuh, tak lama kemudian ada warga kejang-kejang seperti tercekik,” ujarnya, Rabu (31/10).

Kejang
Slamet menyebutkan, selama mendapat serangan hantu cekik tersebut, korban seringkali bernafas tersengal-sengal, tak dapat bicara karena tenggorokannya seolah tercekik, dan mata kadang melotot. Gejala tersebut baru hilang setelah korban diangkat dan diletakkan di tujuh tempat yang berbeda.

Salah satu korban yang merasa pernah mendapatkan se-rangan misterius tersebut adalah Parlan (40), warga RW II yang juga perangkat Desa Poncoharjo.